a. 1.
Prosedur
a. Pengertian
Cerita Prosedur
-
Teks cerita prosedur adalah teks yang berisikan cara
melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat.
-
Teks cerita Prosedur adalah jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
-
Teks prosedur
merupakan teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus diikuti agar
suatu pekerjaan dapat dilakukan.
-
Teks cerita prosedur yaitu jenis text yang menunjukan
proses dalam membuat sesuatu yang bertujuan untuk menggambarkan bahwa sesuatu
dikerjakan sesuai dengan aturan melalui langkah-langkah yang jelas teratur
-
Prosedur
adalah serangkaian aksi yang spesifik,
tindakan atau operasi yang
harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh
hasil yang sama dari keadaan yang sama (contohnya prosedur kesehatan dan keselamatan kerja).
Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas,
langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses,
yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang
menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau
sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
-
Prosedur dapat diartikan juga :
·
Instruksi atau
resep,
serangkaian perintah yang
menunjukkan bagaimana menyiapkan atau membuat sesuatu
·
Subrutin atau
metode (ilmu
komputer), sebuah sub program yang
merupakan bagian dari program yang besar
·
Algoritma,
dalam matematika dan ilmu
komputer, serangkaian operasi atau
perhitungan
untuk menyelesaikan tugas tertentu
b.
Struktur
1)
Tujuan
2)
Langkah-langkah/metode
c. Contoh tujuan
dan langkah-langkah cerita prosedur
Contoh I :
Pencangkokan Tanaman
1)
Pengembangbiakan
tanaman dapat dilakukan melalui pengcangkokan. Selain mudah dilakukan,
pengcangkokan juga murah biayanya. pencangkokan dilakukan untuk mendapatkan
keturunan yang lebih baik pada suatu tumbuhan sehingga pemanfaatannya terhadap
tumbuhan tersebut lebih maksimal. Misalnya pencangkokan pada tumbuhan mangga
bisa mendapatkan buah mangga yang lebih baik daripada mangga yang tidak
dicangkok. selain itu, pencangkokan memiliki masa tibuh yang relative lebih
singkat.
2)
Pencangkokan
tanaman memiliki keuntungan dan kerugian. keuntungan yang dapat diperoleh
melalui pencangkokan tanaman, antara lain (1) Tanaman yang berbuah lebih cepat
daripada seharusnya dan (2) mutu produksi yang diperoleh sama dengan tanaman
induknya. sementara itu, kerugian pencangkokan adalah tanaman hasil cangkokan
hanya memiliki akar serabut sehingga lebih mudah tumbang/roboh dibandingkan
tanaman yang berasa dari biji. selain itu, hasil cangkokan itu juga memiliki
konopi yang lebih kecil dari produksi yang lebih sedikit dbandingkan dengan
yang dapat dihasilkan pohon induknya.
3) Untuk mencangkok tanaman diperlukan alat dan bahan (1) satu
blah pisau, (2) tali plastik/tali bambu, (3) plastik transparan/sabut
kelapa/ijuk, dan (4) tanah yang agak basah dan subur. Pisau digunakan untuk
mengelupaskan kulit tumbuhan yang akan dicangkok serta memotong tali dan
plastic. Tali plastik dapat diganti dengan tali bamboo atau jenis lain yang
kuat. plastic transparan dapat diganti dengan sabut kelapa atau ijuk pohon
enau. Tanah yang agak basah digunakan sebagai tempat tumbuhnya hasil
pencangkokan.
4)
Pencangkokan
tumbuhan dapat dilakukan melalui cara berikut.
pertama, carilah dahan yang ukurannya sedang, tidak terlalu besar
atau tidak terlalu kecil!
kedua, ukurlah jarak antara batang pohon dan tempat yang
akan dikupas kulitnya paling sedikit ± 10 cm!
ketiga, kupaslah sekeliling kulit dahan yang dicangkok
dengan panjang kupasan ± 5 cm!
keempat, keriklah lemdir atau cambium dahan tersebut dengan
berlahan agar kering!
kelima, tutuplah hasil kupasan dengan tanah!
keenam, bungkuslah tanah dengan plastik, lalu ikat kedua
ujungnya agar tanah tidak jatuh!
cara ini dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu yang mudah
dicangkok.
5)
Setelah
keenam cara tersebut dilakukan, lihat dan teliti cangkokan itu paling cepat
sekali seminggu. Apabila tanah cangkokan itu kering, siramlah dengan membuka
tali pengikat bagian atas cangkokan. setelah dua atau tiga minggu, tunas hasil
pencangkokan akan tumbuh pada bagian tanah yang dibungkus. jika akarnya sudah
cukup, potong cangkokan tersebut dan tanam di tanah yang subur. Diolah dari
sumber : http//balitbu.litbang.deptan.go.id
Contoh II:
Cara
Membuat Bakso
Resep cara membuat bakso daging
sapi yang enak, lezat serta mantab. Layaknya biasanya,
bakso hingga saat ini tetap jadi makanan favorit
umumnya orang di indonesia. Baik wanita, lelaki,
anak-anak serta orang tua lalu ada
banyak yang senang dengan yang namanya bakso, terlebih bakso
daging sapi. Rasa daging sapi yang tedapat pada bulatan / pentol
bakso memanglah jadi ciri khas masakan yang tak
lagi dapat dilupakan. Serta mungkin bikin anda
ketagihan dengan kata lain kecanduan.
Cara membuat bakso daging sapi yang enak nyatanya juga mudah, beberapa bahan yang diperlukan lalu bisa disebut cukup sederhana serta mudah di peroleh. Saya meyakini ibu-ibu atau mbak yang dirumah tentu dapat untuk bikin bakso. Yup saat ini saatnya coba praktek segera yah, siapkan beberapa bahan berikut.
Cara membuat bakso daging sapi yang enak nyatanya juga mudah, beberapa bahan yang diperlukan lalu bisa disebut cukup sederhana serta mudah di peroleh. Saya meyakini ibu-ibu atau mbak yang dirumah tentu dapat untuk bikin bakso. Yup saat ini saatnya coba praktek segera yah, siapkan beberapa bahan berikut.
Bahan-bahan
·
1 kg daging sapi
giling
·
1 ons tepung kanji
·
6 siung bawang putih
·
1 senduk makan garam
·
1/2 sendok teh merica
bubuk
·
penyedap rasa
secukupnya
Cara Membuat Bakso
1. Haluskan bawang putih, silahkan tumbuk atau
blender.
2. Campur bawang putih yang sudah dihaluskan ke
dalam adonan daging sapi giling, merica, garam, penyedap rasa, sekaligus tepung
kanji.
3. Aduk dan uleni adonan tersebut hingga merata
kurang lebih 10 menit
4. Setelah adonan tercampur rata selanjutnya
bentuklah menjadi bulatan-bulatan dengan menggunakan tangan sesuai dengan
ukuran yang anda inginkan, usahakan agar ukurannya tidak terllau besar supaya
bisa matang secara lebih merata dan cepat. Nah disini saya yakin anda bisa
untuk membuat bulatan bakso.
5. Masukkan bulatan bakso yang anda buat ke dalam
air panas, kemudian rebuslah ke dalam air yang mendidih hingga matang. Tanda
bakso yang telah matang adalah mengapung di permukaan air yang mendidih. Proses
perebusan biasanya memakan waktu 10-15 menit.
6. Angkat bakso yang telah matang dan tiriskan
dalam suhu ruangan.
Bahan
membuat kuah bakso
·
Tulang sapi
·
Air
Bumbu kuah bakso
·
Bawang putih 5 siung,
goreng dan haluskan
·
Bawang merah 4 siung,
goreng dan haluskan
·
Bawang goreng 1/2 sdm,
haluskan
·
gula 2 sdt
·
garam 1 sdm
·
lada 1/2 sdt
·
daun bawang 4 batang,
ambil bagian putihnya, iris halus
·
kaldu sapi instan, 2
sdt
Cara Membuat Kuah Bakso
1. Rebus air bersama tulang dan semua bumbunya
sampai mendidih dan tulangnya menjadi matang.
2. Jika sudah matang, kecilkan apinya dan
selanjutnya anda sudah bisa menyajikan bakso bersama kuahnya.
Nah
demikian tadi adalah resep dan bahan cara membuat bakso yang sangat
nikmat dan cocok untuk disajikan bersama keluarga Anda ketika masih hangat. Dan
akan lebih nikmat lagi jika Anda tambahkan tahu, seledri dan yang lainnya
sehingga bakso yang Anda buat semakin menarik untuk dimakan.
d. kata Istilah
Pengertian Istilah
adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna,
konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Ada dua
macam istilah: (1) istilah khusus dan (2) isiilah umum. Istilah khusus adalah
kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu,
misalnya cakar ayam (bangunan), agregat (ekonomi); sedangkan istilah umum ialah
kata yang menjadi unsur bahasa umum. misalnya: ambil alih, daya guna,
kecerdasan, dan tepat guna merupakan istilah umum, sedangkan radiator,
pedagogi, androgogi, panitera. sekering, dan atom merupakan istilah khusus.
Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada: kosa kata umum bahasa Indonesia,
kosa kata bahasa serumpun. dan kosa kata bahasa asing.
Proses
pembentukan istilah dilakukan melalui pemadanan atau penerjemahan, misalnya
busway menjadi jalur bus; penyerapan kosa kata asing, misalnya camera menjadi
kamera dan gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi
subbagian.
Kata atau istilah dalam bahasa indonesia dapat dijadikan sumber istilah jika memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat bahwa istilah yang dipilih adalah kata atau frasa: (1) paling tepat unruk mengungkapkan konsep yang dimaksudkan, (2) paling singkat di antara pilihan yang tersedia, (3) berkonotasi baik, (4) sedap didengar, dan (5) bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan Istilah, 2005:2).
a.
Istilah Nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan. Istilah dapat diambil dan stilah Nusantara, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat, misalnya: Garuda Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pembentukan Istilah, 2005: 4)
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan. Istilah dapat diambil dan stilah Nusantara, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat, misalnya: Garuda Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pembentukan Istilah, 2005: 4)
b.
Istilah Asing
Istilah baru dapat dilakukan dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya. misalnya: network — jaringan kerja, jejaring, medical treatment berarti pengobatan, brother-in -law berarti abang/adik ipar, (begroorirg) post berarti mata anggaran.
Istilah baru dapat dilakukan dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya. misalnya: network — jaringan kerja, jejaring, medical treatment berarti pengobatan, brother-in -law berarti abang/adik ipar, (begroorirg) post berarti mata anggaran.
1)
Penyerapan istilah asing
dilakukan jika dalam istilah Indonesia dan istilah nusantara tidak lagi dapat
ditemukan. lstilah asing diserap jika dapat :
2)
meningkatkan ketersalinan
bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik.
3)
mempermudah pemahaman teks
asing oleh pembaca Indonesia.
4)
Iebih singkat dibandingkan dengan
terjemahan dalam bahasa Indonesia,
5)
mcmpermudah kesepakatan antar
pakar jika istilah Indonesia terlampau banyak sinonimnya, atau
6)
lebih tepat karena tidak mengandung konotasi
buruk.
Penyerapan istilah asing dapat
dilakukan dengan:
1)
penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera
(kaemera) kamera (kamera),
2)
Penyesuaian ejaan tanpa
penyesuaian lafal design, misalnya (disain) desain (desain)
3)
Tanpa penyesuaian ejaan, tetapi
dengan peyesuaian lafal, misalnya bias (baies) bias (bias),
4)
Tanpa penyesuaian ejaan dan
lafal, misalnya stutus quo, in vitro,
5)
Tanpa penyesuaian ejaan dan
lafal, misalnya golf, internet.
c.
Perekaciptaan
Para ahli dalam berbagai bidang keilmuan (ilmuwan, budayawan, seniman) pencetus ide, konsep, sistem, dan lain-lain yang tidak pernah ada sebelumnya dapat dikategorikan sebagai perekacipta. Untuk menamai hasil pemikiran tersebut dapat menciptakan istilah baru sesuai dengan lingkungan dan corak keilmuannya, misalnya: pondasi cakar ayam, sasra bahu (dalam bidang bangunan), dan agrowisara (wisata pertanian) (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan istilah, 2005: 6-21).
Para ahli dalam berbagai bidang keilmuan (ilmuwan, budayawan, seniman) pencetus ide, konsep, sistem, dan lain-lain yang tidak pernah ada sebelumnya dapat dikategorikan sebagai perekacipta. Untuk menamai hasil pemikiran tersebut dapat menciptakan istilah baru sesuai dengan lingkungan dan corak keilmuannya, misalnya: pondasi cakar ayam, sasra bahu (dalam bidang bangunan), dan agrowisara (wisata pertanian) (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan istilah, 2005: 6-21).
2.
Pertemuan
Kedua
a.
Ciri cerita prosedur
1)
Penggunaan kalimat imperative
2)
Penggunaan kata keterangan rangkaian seperti, pertama,
kedua, selanjutnya, dst.
3)
Penggunaan terminologi khusus.
4)
Menggunakan pola kalimat perintah (imperatif)
5)
Menggunakan kata kerja aktif
6)
Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk
mengurutkan kegiatan
b.
Macam-macam Teks
Prosedur :
1)
Teks Prosedur yang
menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja atau instruksi secara manual
2)
Teks Prosedur yang
menginformasikan aktivitas tertentu dengan peraturannya
3)
Teks Prosedur yang
berhubungan dengan sifat atau kebiasaan manusia
c. Kegunaan cerita prosedur
Yaitu untuk
memberikan petunjuk mengenai cara-cara melakukan sesuatu dengan urutan
yang benar.
d. Unsur
Kebahasaan
1) Penggunaan kalimat imperative
2) Penggunaan kata keterangan
rangkaian/bilangan seperti, pertama, kedua, selanjutnya, dst.
3) Penggunaan terminologi khusus.
4) menggunakan kata kerja aktif
5) mengunakan kata antonim dan sinonim
a. contoh cerita prosedur
KARE TELUR
SRI LANKA
1.
Kare Telur Sri Lanka yang akan kita buat ini berbahan
dasar telur dan santan. Dinamakan Kare Sri Lanka karena kare ini mengadaptasi
cara orang Sri Lanka dalam membuat kare yaitu dengan menggunakan kelapa untuk
mengentalkan kuahnya serta menambah lezat cita rasanya.
2.
Bahan kuahnya adalah santan tanpa gula yang mengandung
minyak kelapa alami. Santan jenis ini mudah dijumpai di supermarket-supermarket
sekitar kita. Selain telur dan santan, bahan-bahan lain yang dibutuhkan adalah
bawang merah, wortel, merica, jahe, seledri, garam, bawang putih, jeruk nipis,
tepung, turmeik, dan bubuk kare.
3.
Yang pertama kali dilakukan adalah merebus telur
hingga masak. Telur yang akan kita rebus kita masukkan ke dalam panci yang
berisi air dingin. Angkat panci yang berisi telur dan letakan di atas kompor.
Rebus telur selama 7 menit. Setelah itu angkat serta dinginkan telur dengan
cara menyiramnya dengan air dingin.
4.
Sambil menunggu telur menjadi dingin, panaskan mentega
dan minyak pada wajan kecil. Kemudian masukkan bawang merah, wortel, merica,
dan seledri yang telah diiris-iris sebelumnya. Aduk hingga merata. Setelah
merata, tambahkan bawang putih dan jahe dan lanjutkan lanjutkan masak sekitar
lima menit. Setelah itu masukkan turmeik, bubuk kare dan tepung. Aduk lagi
hingga campuran tadi menjadi rata. Lanjutkan dengan menambahkan air panas,
kemudian aduk lagi agar kuah menjadi encer dan merata sempurna. Tambahkan
penyedap yaitu garam dan merica kemudian masukkan pada santan. Aduk terus
sekitar 20 menit dan bau harum kare tercium. Tambahkan jeruk nipis untuk penguat
rasanya.
5.
Terakhir, kupas telur dan potong telur-telur tersebut
menjadi dua bagian. Letakkan di piring secara teratur dan siram dengan kuah
kari yang telah masak. Pastikan telur-telur tersebut tertutup oleh kuah kare.
Dinginkan selama satu menit dan Kare Telur Sri Lanka pun siap untuk dinikmati
bersama nasi.
Dari contoh tersebut, no 1 merupakan
tujuan, no 2 merupakan bahan-bahan atau perlengkapan, dan no 3,4, dan 5
merupakan langkah-langkah atau metode.
b.
Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang
memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau
mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Sinonim dalam kamus besar bahasa Indonesia
si·no·nim n
bentuk bahasa yg maknanya mirip atau sama dng bentuk bahasa lain; muradif;
ke·si·no·nim·an n perihal sinonim; hubungan antara sinonim;- kalimat persamaan pengertian antara dua kalimat atau lebih
ke·si·no·nim·an n perihal sinonim; hubungan antara sinonim;- kalimat persamaan pengertian antara dua kalimat atau lebih
Binatang = fauna
tanaman = flora
bohong = dusta
haus = dahaga
pakaian = baju
bertemu = berjumpa
buruk = jelek
bunga = kembang
mati = wafat
hulubalang =
komandan
aku = saya
melihat = melirik
senang = bahagia
c.
Antonim
antonim /an·to·nim/ n 1
kata yg berlawanan makna dng kata lain: “buruk” adalah -- dr “baik”; 2
Ling leksem yg berpasangan secara antonimi
Antonim adalah suatu kata yang artinya
berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
·
keras x lembek
·
naik x turun
·
kaya x miskin
·
surga x neraka
·
laki-laki x perempuan
·
atas x bawah
·
mahal x murah
·
lebar x sempit
·
rajin x malas
·
tinggi x rendah
·
panjang x pendek
·
pintar x bodoh
·
jujur x bohong
·
gila x waras
·
tipis x tebal
·
hitam x putih
·
belakang x depan
·
besar x kecil
d.
Kata Bilangan
Numeralia atau kata
bilangan adalah kata yang
menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan. Kata bilangan dapat
dibagi menjadi dua jenis: kata bilangan tentu (takrif), misalnya satu, setengah,
ketujuh; serta kata bilangan tak tentu, misalnya beberapa, seluruh,
banyak.
e.
Kata perintah
Kalimat
perintah atau kalimat imperative merupakan
kalimat yang mengandung makna meminta/memerintah seseorang untuk
melakukansesuatu. Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh
orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
Ciri-ciri
kalimat perintah yaitu
1.
Kalimat perintah jika dilisankan
berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
2.
Kata yang berintonasi naik biasanya
kata dasar.
3.
Berpola kalimat inversi (PS).
4.
Menggunakan partikel LAH atau KAN.
5.
Menggunakan tanda seru (!) bila
digunakan dalam bahasa tulis.
Contoh Kalimat Perintah:
1.
Tolong matikan kran air itu!
2.
Jangan membuat ribut, anak-anak!
3.
Buang sampah itu!
4.
Masukkan barang-barang ini ke dalam
bagasi mobil!
5.
Antarkan surat ini kepada Pak RT
sekarang juga!
1.
Perbedaan
struktur teks cerita prosedur dan tek eksposisi
-
Teks cerita
prosedur adalah teks yang berisikan cara melakukan atau
membuat sesuatu dengan tepat
-
Teks
eksposisi adalah sebuah teks yang dapat
menceritakan pendapat pribadi Anda terhadap suatu permasalahan, seperti sebuah
anjuran misalnya.
Struktur
teks
-
Teks cerita
prosedur
1. Tujuan
2. Langkah-langkah
-
Teks
eksposisi
1. Tesis
2. Argumentasi
3. Penegasan
ulang pendapat
2.
Ciri
–ciri teks cerita prosedur dan teks ekposisi
-
Ciri-ciri
teks cerita prosedur
a.
Menggunakan pola kalimat perintah
(imperatif)
b.
Menggunakan kata kerja aktif
c.
Menggunakan kata penghubung
(konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan
d.
Menggunakan kata keterangan untuk
menyatakan rinci waktu, tempat, dan cara yang akurat.
-
Ciri-ciri teks eksposisi
a.
berusaha menjelaskan tentang sesuatu
b.
gaya tulisan bersifat informatif
c.
fakta dipakai sebagai alat
kontribusi
d.
fakta dipakai sebagai alat
konkritasi
3. Fitur
kebahasaan teks cerita prosedur dan teks eksposisi
-
Fitur bahasa teks
cerita prosedur
a.
Penggunaan kalimat imperative
b.
Penggunaan kata keterangan rangkaian seperti, pertama,
kedua, selanjutnya, dst.
c.
Penggunaan terminologi khusus
-
Fitur bahasa teks
eksposisi
a. Penggunaan
Pronomina Pronomina ini biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina
yang sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina
saya banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
b. Menggunakan
konjungsi Konjungsi yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”,
“kemudian”, dan “lebih lanjut”. Konjungsi tersebut digunakan untuk
menghubungkan fakta-fakta supaya fakta-fakta yang disajikan runtut.
c. Argumentasinya
satu sisi Yaitu sisi yang mendukung atau sisi yang menolak.
d. Kata kerja /
verba khusus
4.
Ide
pokok Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok
pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain
ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada
satu ide pokok. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide
pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam
paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk
kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang
menjelaskan kalimat utama.
5.
Kalimat
perintah adalah kalimat
yang berisi permintaan/menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita
kehendaki. Oleh karena itu, perintah meliputi suruhan yang keras hingga ke
permintaan yang sangat halus. Begitu pula perintah dapat ditafsirkan sebagai
mengijinkan seseorang mengerjakan sesuatu atau menyatakan syarat untuk
terjadinya sesuatu , malahan sampai kepada tafsiran makna ejekan atau sindiran.
Ciri-ciri
kalimat perintah yaitu
1.
Kalimat perintah jika dilisankan
berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
2.
Kata yang berintonasi naik biasanya
kata dasar.
3.
Berpola kalimat inversi (PS).
4.
Menggunakan partikel LAH atau KAN.
5.
Menggunakan tanda seru (!) bila
digunakan dalam bahasa tulis.
Macam-macam kalimat perintah, yaitu:
1. Kalimat perintah biasa
- Usirlah bebek itu!
- Pergilah dari sini!
- Selesaikan ujian bahasa Indonesia itu dengan baik!
2. Kalimat perintah permintaan
- Tolong bantu saya mendorong mobil ini ke rumah!
- Coba ambilkan gelas itu!
3. Kalimat perintah izin
- Ambillah buah mangga itu semaumu!
- Tinggalkan saja kalau kau tak mau!
4. Kalimat perintah ajakan
- Mari kita jaga kebersihan rumah kita!
- Baiklah kamu mencari ibumu di hutan sana!
5. Kalimat perintah syarat
- Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkan kepadamu
6. Kalimat perintah cemooh/sindiran
- Buatlah sendiri kalau engkau bisa!
- Tangakaplah jika engkau berani!
7. Kalimat perintah larangan
- Jangan lewat jalan ini!
- Jangan bicara seenak perutmu!
1. Kalimat perintah biasa
- Usirlah bebek itu!
- Pergilah dari sini!
- Selesaikan ujian bahasa Indonesia itu dengan baik!
2. Kalimat perintah permintaan
- Tolong bantu saya mendorong mobil ini ke rumah!
- Coba ambilkan gelas itu!
3. Kalimat perintah izin
- Ambillah buah mangga itu semaumu!
- Tinggalkan saja kalau kau tak mau!
4. Kalimat perintah ajakan
- Mari kita jaga kebersihan rumah kita!
- Baiklah kamu mencari ibumu di hutan sana!
5. Kalimat perintah syarat
- Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkan kepadamu
6. Kalimat perintah cemooh/sindiran
- Buatlah sendiri kalau engkau bisa!
- Tangakaplah jika engkau berani!
7. Kalimat perintah larangan
- Jangan lewat jalan ini!
- Jangan bicara seenak perutmu!
A.
MATERI
POKOK :
1.
Pertemuan
I
Ciri Kebahasaan Teks Cerita Prosedur:
a. Menggunakan pola kalimat perintah (Imperatif)
Kalimat perintah merupakan
kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah seseorang untuk melakukan
sesuatu. Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain
untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
Ciri-ciri kalimat perintah yaitu:
1.
Kalimat perintah jika dilisankan
berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
2.
Kata yang berintonasi naik biasanya
kata dasar.
3.
Berpola kalimat inversi (PS).
4.
Menggunakan partikel LAH atau KAN.
5.
Menggunakan tanda seru (!) bila
digunakan dalam bahasa tulis.
Contoh
Kalimat Perintah:
1.
Tolong matikan kran air itu!
2.
Jangan membuat ribut, anak-anak!
3.
Buang sampah itu!
4.
Masukkan barang-barang ini ke dalam
bagasi mobil!
5.
Antarkan surat ini kepada Pak RT
sekarang juga!
6.
Marilah kita gunakan tekstil buatan
dalam negeri demi menyukseskan program pemerintah.
7.
Ayolah bersenam pagi setiap hari
agar badan kita menjadi sehat.
8.
Jangan buang air disini.
9.
Jangan makan roti itu.
10.
Saya berharap kamu hadir pada acara
ulang tahunku.
b. Menggunakan kata kerja aktif
Kata kerja aktif yaitu kata kerja pada
kalimat aktif, dimana subyek melakukan pekerjaan.
Contoh:
Ali menulis surat.
Ciri kata kerja:
1.
Dapat diberi aspek waktu, seperti
akan, sedang, dan telah.
Contoh:
akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh: tidak makan, tidak
tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS. Contoh: Pergi
dengan adik, menulis dengan cepat.
c. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan
kegiatan.
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata
sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa
(Hasan Alwi, dkk., 2003: 296).
Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori
yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis,
dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi
(Harimurti, 2007: 102).
Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan dua macam kata
penghubung sebagai berikut:
(1)
Kata
penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya
setara.
Kata
penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang:
-
Menggabungkan biasa, yaitu dan,
dengan, serta.
-
Menggabungkan
memilih, yaitu atau.menggabungkan mempertentangkan, yaitu tetapi,
namun, sedangkan, sebaliknya.
-
Menggabungkan
membetulkan, yaitu melainkan, hanya.
-
Menggabungkan
menegaskan, yaitu bahwa, malah, lagipuula, apalagi, jangankan.
-
Menggabungkan
membatasi, yaitu kecuali, hanya.
-
Menggabungkan
mengurutkan, yaitu lalu, kemudian, selanjutnya.
-
Menggabungkan
menyamakan, yaitu yaitu, yakni, adalah, bahwa, ialah.
-
Menggabungkan
menyimpulkan, yaitu jadi, karena itu, oleh sebab itu.
(2)
Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat.
Kata
penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang menggabungkan:
-
Menyatakan
sebab, yaitu sebab, karena.
-
Menyatakan
syarat, yaitu kalau, jikalau, jika, bila, apabila, asal.
-
Menyatakan
tujuan, yaitu agar, supaya.
-
Menyatakan
waktu, yaitu ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
-
Menyatakan
akibat, yaitu sampai, hingga, sehingga.
-
Menyatakan
sasaran, yaitu untuk, guna.
-
Menyatakan
perbandingan, yaitu seperti, laksana, sebagai.
-
Menyatakan
tempat, yaitu tempat.
d. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan secara rinci
waktu, tempat, dan cara yang akurat.
Keterangan
waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat
terjadinya suatu peristiwa. Keterangan waktu mencakupi mencakupi kata seperti: pernah, sering, selalu, kadang-kadang,
biasanya, kemarin, sekarang, besok, lusa, tadi, dan nanti.
Keterangan
tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan
tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Preposisi yang dipakai, antara lain: di, ke, dari, sampai, dan pada. Sesudah preposisi itu terdapat
kata yang mempunyai ciri tempat: di sini,
di sana, di situ, dari sana, dari sini, ke mana, dari situ, dsb.
Keterangan
tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan arah,
jurusan, atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan ditandai
dengan frasa: demi, bagi, guna, untuk, dan
buat.
Keterangan cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan
jalannya suatu peristiwa berlangsung. Kata tunggal yang menyatakan cara,
misalnya: seenaknya, semaumu, secepatnya,
sepenuhnya, dan sebaliknya.
2.
Pertemuan
II
Unsur
kebahasaan teks cerita prosedur:
a)
Kata Penghubung/ konjungsi
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata
sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa
(Hasan Alwi, dkk., 2003: 296).
Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori
yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis,
dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi
(Harimurti, 2007: 102).
Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan dua macam kata
penghubung sebagai berikut:
(1) Kata penghubung yang menghubungkan
kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya setara. Kata
penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang:
-
menggabungkan memilih, yaitu atau.
-
menggabungkan mempertentangkan,
yaitu tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
-
menggabungkan biasa, yaitu dan,
dengan, serta.
-
menggabungkan membetulkan, yaitu melainkan,
hanya.
-
menggabungkan menegaskan, yaitu bahwa,
malah, lagipuula, apalagi, jangankan.
-
menggabungkan membatasi, yaitu kecuali,
hanya.
-
menggabungkan mengurutkan, yaitu lalu,
kemudian, selanjutnya.
-
menggabungkan menyamakan, yaitu yaitu,
yakni, adalah, bahwa, ialah.
-
menggabungkan menyimpulkan, yaitu jadi,
karena itu, oleh sebab itu.
(2) Kata
penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat. Kata
penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang menggabungkan:
-
menyatakan sebab, yaitu sebab,
karena.
-
menyatakan syarat, yaitu kalau,
jikalau, jika, bila, apabila, asal.
-
menyatakan tujuan, yaitu agar,
supaya.
-
menyatakan waktu, yaitu ketika,
sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
-
menyatakan akibat, yaitu sampai,
hingga, sehingga.
-
menyatakan sasaran, yaitu untuk,
guna.
-
menyatakan perbandingan, yaitu seperti,
laksana, sebagai.
-
menyatakan tempat, yaitu tempat.
b)
Antonim
Antonim merupakan kata
yang memiliki arti yang berlawanan makna.
Contoh kata antonim misalnya;
-
suami x istri
-
Tua x muda
-
Besar x kecil
-
Pria x wanita
-
Panas x dingin
-
Gelap x terang
c)
Sinonim
Sinonim adalah kata
yang memiliki makna atau arti yang sama.
Contoh kata sinonim misalnya:
Contoh kata sinonim misalnya:
Kredit = mencicil
Berdusta = berbohong
Haus = dahaga
Baju = pakaian
Bunga = kembang
Contoh kalimat yang menggunakan kata sinonim sebagai berikut:
- Mobil pak Tono dibeli dengan cara kredit, karena ia lebih suka mencicil
dari pada membayar penuh. (sinonim dari kredit = mencicil)
-
Semoga saja bu Sinta itu tidak
berdusta, karena organisasi tidak menyukai orang yang suka berbohong. (sinonim
dari berdusta=berbohong)
d)
Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung
banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
e)
Kalimat Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung
makna meminta/ memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Arti Kalimat
perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu
yang kita kehendaki.
Jika ditinjau dari isinya, kalimat perintah dapat diperinci menjadi enam
golongan:
-
Perintah atau suruhan biasa jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat
sesuatu;
-
Perintah halus jika pembicara tampaknya tidak
memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba atau mempersilakan lawan bicara sudi
berbuat sesuatu;
-
Permohonan jika pembicara, demi
kepentingannya, minta lawan bicara berbuat sesuatu;
-
Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara berbuat
sesuatu;
-
Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan
sesuatu; dan
-
Pembiaran jika pembicara minta agar jangan
dilarang.
A. Uraian
Materi
Pertemuan
I
o
|
Struktur
teks prosedur
Struktur teks prosedur
|
Keterangan :
Tujuan meliputi maksud yang ingin
dicapai dalam suatu hal
Langkah-langkah berisi urutan
yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai, langkah-langkah harus urut
mulai dari pertama sampai terakhir.
o Teks prosedur “Nasi
Goreng: Cara Jitu agar Terasa Enak” (buku
teks hal 85)
Pertemuan
II
o Teks Prosedur
“Layang-Layang” (buku teks hal 82-83)
o Unsur kebahasaan teks
prosedur,meliputi :
a.
Konjungsi
Konjungsi,
konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat
dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi
dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan.
Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
- Konjungsi koordinatif;
menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya
atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh:
dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal,
sedangkan.
- Konjungsi korelatif;
menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki
status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang
dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa
juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ...
maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ...,
melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ...
sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan
..., ... pun.
- Konjungsi subordinatif;
menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis
yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan
induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.
- Konjungsi
subordinatif waktu; sejak
- Konjungsi
subordinatif syarat; jika
- Konjungsi
subordinatif pengadaian; andaikan
- Konjungsi
subordinatif tujuan; agar
- Konjungsi
subordinatif konsesif; biarpun
- Konjungsi
subordinatif pembandingan; ibarat
- Konjungsi
subordinatif sebab; karena
- Konjungsi
subordinatif hasil; sehingga
- Konjungsi
subordinatif alat; dengan
- Konjungsi
subordinatif cara; tanpa
- Konjungsi
subordinatif komplementasi; bahwa
- Konjungsi
subordinatif atributif; yang
- Konjungsi
subordinatif perbandingan; sama ... dengan
- Konjungsi antarkalimat;
merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.
b. Sinonim
Sinonim adalah dua
kata atau lebih yang bentuknya berbeda namun mempunyai arti yang sama atau
hampir sama. Contoh:
·
Sudah
= telah
·
Sebab
= karena
·
Bisa
= dapat
·
Pandai
= pintar
·
Murid
= siswa
Akan
tetapi, dua kata atau lebih yang bersinonim itu tidak benar-benar sama seratus
persen. Meskipun sedikit, tentu saja ada bedanya. Perbedaan makna itu dapat
dilihat dengan memperhatikan:
1)
Makna
dasar dan makna tambahannya
Kata melihat bersinonim dengan: menoleh,
menatap, mengerling, mengawasi, menengok, menonton, mengintai, mengintip,
menyaksikan, dan membidik. Tiap-tiap kata sebagai sinonim kata melihat itu
mempunyai makna tambahan. Kata menoleh, misalnya bermakna “melihat dengan
berpaling k ekiri, ke kanan, atau ke belakang”.
2)
Nilai
rasanya (makna emotifnya)
Kata mati bersinonim dengan kata: meninggal,
mangkat, gugur, wafat, tewas, mampus. Tiap-tiap kata yang bersinonim itu
memiliki nilai rasa yang berbeda-beda.
3)
Kelaziman
pemakaiannya (kolokasinya)
Kata besar bersinonim dengan kata: raya,
agung, dan raksasa. Akan tetapi, kelaziman penggunaannya berbeda-beda.
Sebagai contoh, yang lazim jalan raya, bukan jalan agung. Demikian pula yang
lazim jaksa agung, bukan jaksa raksasa.
4)
Distribusinya
Distribusi adalah posisi yang
mungkin diduduki kata yang bersinonim itu. Misalnya kata menunggu bersinonim
dengan kata menanti. Akan tetapi, distribusinya mungkin sama, mungkin tidak.
Contoh:
-
Dia
menunggu temanya di depan sekolah
-
Dia
menanti temannya di depan sekolah
-
Kalau
kita semua pergi, siapa yang menunggu barang ini ?
-
Kalau
kita semua pergi, siapa yang menanti barang ini ? (tidak cocok)
Dalam
kalimat (1) dan (2) kata menunggu dan menanti distribusinya sama karena dapat
saling menggantikan. Sebaliknya, dalam kalimat (3) dan (4) kedua kata yang
bersinonim itu distribusinya tidak sama (tidak dapat saling menggantikan).
c. Antonim
Antonim adalah dua
kata atau lebih yang artinya saling bertentangan atau berlawanan satu sama
lain.
Antonim dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Antonim
kembar, yaitu hubungan pertentangan antara dua kata bersifat kebalikan dan
tidak ada kata lain sebagai kebalikannya. Antonim ini kata yang menjadi
kebalikan sangat terbatas.
Contoh: kakak x adik pria x wanita
Ibu x bapak hidup
x mati
2.
Antonim
bertingkat, yaitu apabila hubungan pertentangan antara dua kata atau lebih
masih mempunyai kata lain sebagai tingkatan kebalikannya.
Contoh: panas x dingin pandai x bodoh rendah
x tinggi
3.
Antonim
kebalikan, apabila hubungan pertentangan dua kata atau lebih memperlihatkan
hubungan timbal balik.
Contoh: maju x mundur utara x selatan dosen x mahasiswa
d. Kata
Bilangan
Kata bilangan adalah
kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda atau
sesuatu yang dibendakan.
Kata bilangan
dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a)
Kata
bilangan utuh
Ialah kata bilangan yang
menyatakan satuan jumlah dalam angka. Kata yang digunakan untuk menyatakan
yaitu satu, dua, tiga, empat, dll.
b)
Kata
bilangan bertingkat
Ialah kata bilangan yang menunjukkan
tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Kata yang digunakan untuk menyatakannya
yaitu kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya.
c)
Kata
bilangan tak tentu
Ialah kata bilangan yang
menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu jumlahnya. Kata yang digunakan
untuk menyatakannya yaitu beberapa, semua, sebagian. Tiap-tiap, sekelompok,
segerombolan, dll.
d)
Kata
bantu bilangan
Ialah kata bilangan pelengkap
yang menunjuk pada satuan obyeknya. Ada banyak kata yang biasa digunakan dalam
kata bilangan pelengkap ini, misalnya sehelai, secarik, sekuntum, sebutir,
seonggok, sebuah, sepiring dan sebagainya.
e. Kalimat
Perintah
kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah ditandai dengan
tanda seru, tetapinbisa juga diakhiri tanda titik. Adapun dalam segi
pengucapan, kalimat perintah diucapkan dengan nada yang tinggi.
Berdasarkan
maknanya, kalimat perintah memiliki beberapa variasi, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1)
Kalimat
perintah biasa, ditandai oleh partikel
lah.
Contoh: bukalah jendela itu agar udara segar bisa masuk
2)
Kalimat
perintah yang menunjuk pada larangan, ditandai dengan kata jangan, dan dilarang.
Contoh: jangan terus-terusan
menagis seperti itu
3)
Kalimat
perintah ajakan, ditandai oleh kata mohon,
tolong,silahkan.
Contoh: mohon jangan dimatikan lampunya
Tolong jangan berisik
Silahkan keluar kalau urusannya
sudh selesai
b. Ide Pokok
1) Pengertian
Ide Pokok
Ide pokok adalah
ide/gagasan yang menjadi pokok
pengembangan paragraf. Ide pokok ini
terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf
hanya ada satu ide pokok. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh
kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain
untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
o Teks prosedur “cara
membuar origami bunga kertas” (internet)
Penentuan Ide Pokok
Ide pokok atau gagasan utama merupakan
pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Ide pokok terdapat pada kalimat pokok/
utama dalam setiap paragraf. Letaknya biasanya terdapat pada awal atau akhir
paragraf. Ada juga yang terletak di tengah paragraf bila paragraf tersebut
termasuk paragraf deskripsi. Hal yang merupakan ciri kalimat pokok antara lain
memiliki makna yang paling umum di antara kalimat-kalimat yang terdapat pada
paragraf tersebut.
2) Perbedaan Ide pokok, Kalimat Utama,
dan Kalimat Penjelas
Ø Pengertian
Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan
paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok
adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide
pokok.
Kalimat
utama adalah kalimat yang di dalamnya
terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat
lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain
untuk kalimat utama adalah kalimat topik.
Kalimat
penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan
kalimat utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar