Kamis, 12 Februari 2015

Teks prosedur

a.      1.      Prosedur
a.       Pengertian Cerita Prosedur
-          Teks cerita prosedur adalah teks yang berisikan cara melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat.
-          Teks cerita Prosedur adalah jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
-          Teks prosedur merupakan teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan.
-          Teks cerita prosedur yaitu jenis text yang menunjukan proses dalam membuat sesuatu yang bertujuan untuk menggambarkan bahwa sesuatu dikerjakan sesuai dengan aturan melalui langkah-langkah yang jelas teratur

-          Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama (contohnya prosedur kesehatan dan keselamatan kerja). Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
-          Prosedur dapat diartikan juga :
·         Instruksi atau resep, serangkaian perintah yang menunjukkan bagaimana menyiapkan atau membuat sesuatu
·         Subrutin atau metode (ilmu komputer), sebuah sub program yang merupakan bagian dari program yang besar
·         Algoritma, dalam matematika dan ilmu komputer, serangkaian operasi atau perhitungan untuk menyelesaikan tugas tertentu

b.      Struktur
                                  1)      Tujuan
                                  2)      Langkah-langkah/metode

c.       Contoh tujuan dan langkah-langkah cerita prosedur
Contoh I :
Pencangkokan Tanaman
1)      Pengembangbiakan tanaman dapat dilakukan melalui pengcangkokan. Selain mudah dilakukan, pengcangkokan juga murah biayanya. pencangkokan dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik pada suatu tumbuhan sehingga pemanfaatannya terhadap tumbuhan tersebut lebih maksimal. Misalnya pencangkokan pada tumbuhan mangga bisa mendapatkan buah mangga yang lebih baik daripada mangga yang tidak dicangkok. selain itu, pencangkokan memiliki masa tibuh yang relative lebih singkat.
2)      Pencangkokan tanaman memiliki keuntungan dan kerugian. keuntungan yang dapat diperoleh melalui pencangkokan tanaman, antara lain (1) Tanaman yang berbuah lebih cepat daripada seharusnya dan (2) mutu produksi yang diperoleh sama dengan tanaman induknya. sementara itu, kerugian pencangkokan adalah tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut sehingga lebih mudah tumbang/roboh dibandingkan tanaman yang berasa dari biji. selain itu, hasil cangkokan itu juga memiliki konopi yang lebih kecil dari produksi yang lebih sedikit dbandingkan dengan yang dapat dihasilkan pohon induknya.
3)      Untuk mencangkok tanaman diperlukan alat dan bahan (1) satu blah pisau, (2) tali plastik/tali bambu, (3) plastik transparan/sabut kelapa/ijuk, dan (4) tanah yang agak basah dan subur. Pisau digunakan untuk mengelupaskan kulit tumbuhan yang akan dicangkok serta memotong tali dan plastic. Tali plastik dapat diganti dengan tali bamboo atau jenis lain yang kuat. plastic transparan dapat diganti dengan sabut kelapa atau ijuk pohon enau. Tanah yang agak basah digunakan sebagai tempat tumbuhnya hasil pencangkokan.


4)      Pencangkokan tumbuhan dapat dilakukan melalui cara berikut.

pertama, carilah dahan  yang ukurannya sedang, tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil!
kedua, ukurlah jarak antara batang pohon dan tempat yang akan dikupas kulitnya paling sedikit ± 10 cm!
ketiga, kupaslah sekeliling kulit dahan yang dicangkok dengan panjang kupasan ± 5 cm!
keempat, keriklah lemdir atau cambium dahan tersebut dengan berlahan agar kering!
kelima, tutuplah hasil kupasan dengan tanah!
keenam, bungkuslah tanah dengan plastik, lalu ikat kedua ujungnya agar tanah tidak jatuh!
cara ini dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu yang mudah dicangkok.

5)      Setelah keenam cara tersebut dilakukan, lihat dan teliti cangkokan itu paling cepat sekali seminggu. Apabila tanah cangkokan itu kering, siramlah dengan membuka tali pengikat bagian atas cangkokan. setelah dua atau tiga minggu, tunas hasil pencangkokan akan tumbuh pada bagian tanah yang dibungkus. jika akarnya sudah cukup, potong cangkokan tersebut dan tanam di tanah yang subur. Diolah dari sumber : http//balitbu.litbang.deptan.go.id
Contoh II:
Cara Membuat Bakso
Resep cara membuat bakso daging sapi yang enak, lezat serta mantab. Layaknya biasanya, bakso hingga saat ini tetap jadi makanan favorit umumnya orang di indonesia. Baik wanita, lelaki, anak-anak serta orang tua lalu ada banyak yang senang dengan yang namanya bakso, terlebih bakso daging sapi. Rasa daging sapi yang tedapat pada bulatan / pentol bakso memanglah jadi ciri khas masakan yang tak lagi dapat dilupakan. Serta mungkin bikin anda ketagihan dengan kata lain kecanduan.

Cara membuat bakso daging sapi yang enak nyatanya juga mudah, beberapa bahan yang diperlukan lalu bisa disebut cukup sederhana serta mudah di peroleh. Saya meyakini ibu-ibu atau mbak yang dirumah tentu dapat untuk bikin bakso. Yup saat ini saatnya coba praktek segera yah, siapkan beberapa bahan berikut.
Bahan-bahan
·         1 kg daging sapi giling
·         1 ons tepung kanji
·         6 siung bawang putih
·         1 senduk makan garam
·         1/2 sendok teh merica bubuk
·         penyedap rasa secukupnya
Cara Membuat Bakso
1.      Haluskan bawang putih, silahkan tumbuk atau blender.
2.      Campur bawang putih yang sudah dihaluskan ke dalam adonan daging sapi giling, merica, garam, penyedap rasa, sekaligus tepung kanji.
3.      Aduk dan uleni adonan tersebut hingga merata kurang lebih 10 menit
4.      Setelah adonan tercampur rata selanjutnya bentuklah menjadi bulatan-bulatan dengan menggunakan tangan sesuai dengan ukuran yang anda inginkan, usahakan agar ukurannya tidak terllau besar supaya bisa matang secara lebih merata dan cepat. Nah disini saya yakin anda bisa untuk membuat bulatan bakso.
5.      Masukkan bulatan bakso yang anda buat ke dalam air panas, kemudian rebuslah ke dalam air yang mendidih hingga matang. Tanda bakso yang telah matang adalah mengapung di permukaan air yang mendidih. Proses perebusan biasanya memakan waktu 10-15 menit.
6.      Angkat bakso yang telah matang dan tiriskan dalam suhu ruangan.
Bahan membuat kuah bakso
·         Tulang sapi
·         Air
Bumbu kuah bakso
·         Bawang putih 5 siung, goreng dan haluskan
·         Bawang merah 4 siung, goreng dan haluskan
·         Bawang goreng 1/2 sdm, haluskan
·         gula 2 sdt
·         garam 1 sdm
·         lada 1/2 sdt
·         daun bawang 4 batang, ambil bagian putihnya, iris halus
·         kaldu sapi instan, 2 sdt
Cara Membuat Kuah Bakso
1.      Rebus air bersama tulang dan semua bumbunya sampai mendidih dan tulangnya menjadi matang.
2.      Jika sudah matang, kecilkan apinya dan selanjutnya anda sudah bisa menyajikan bakso bersama kuahnya.
Nah demikian tadi adalah resep dan bahan cara membuat bakso yang sangat nikmat dan cocok untuk disajikan bersama keluarga Anda ketika masih hangat. Dan akan lebih nikmat lagi jika Anda tambahkan tahu, seledri dan yang lainnya sehingga bakso yang Anda buat semakin menarik untuk dimakan.
d.      kata Istilah
Pengertian Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Ada dua macam istilah: (1) istilah khusus dan (2) isiilah umum. Istilah khusus adalah kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu, misalnya cakar ayam (bangunan), agregat (ekonomi); sedangkan istilah umum ialah kata yang menjadi unsur bahasa umum. misalnya: ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan istilah umum, sedangkan radiator, pedagogi, androgogi, panitera. sekering, dan atom merupakan istilah khusus. Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada: kosa kata umum bahasa Indonesia, kosa kata bahasa serumpun. dan kosa kata bahasa asing.
Proses pembentukan istilah dilakukan melalui pemadanan atau penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus; penyerapan kosa kata asing, misalnya camera menjadi kamera dan gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.

Kata atau istilah dalam bahasa indonesia dapat dijadikan sumber istilah jika memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat bahwa istilah yang dipilih adalah kata atau frasa: (1) paling tepat unruk mengungkapkan konsep yang dimaksudkan, (2) paling singkat di antara pilihan yang tersedia, (3) berkonotasi baik, (4) sedap didengar, dan (5) bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan Istilah, 2005:2).
a.       Istilah Nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan. Istilah dapat diambil dan stilah Nusantara, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat, misalnya: Garuda Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pembentukan Istilah, 2005: 4)

b.      Istilah Asing
Istilah baru dapat dilakukan dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya. misalnya: network — jaringan kerja, jejaring, medical treatment berarti pengobatan, brother-in -law berarti abang/adik ipar, (begroorirg) post berarti mata anggaran.
1)      Penyerapan istilah asing dilakukan jika dalam istilah Indonesia dan istilah nusantara tidak lagi dapat ditemukan. lstilah asing diserap jika dapat :
2)      meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik.
3)      mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia.
4)      Iebih singkat dibandingkan dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia,
5)      mcmpermudah kesepakatan antar pakar jika istilah Indonesia terlampau banyak sinonimnya, atau
6)       lebih tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

Penyerapan istilah asing dapat dilakukan dengan:
1)       penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera (kaemera) kamera (kamera),
2)      Penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal design, misalnya (disain) desain (desain)
3)      Tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan peyesuaian lafal, misalnya bias (baies) bias (bias),
4)      Tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya stutus quo, in vitro,
5)      Tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya golf, internet.
c.       Perekaciptaan
Para ahli dalam berbagai bidang keilmuan (ilmuwan, budayawan, seniman) pencetus ide, konsep, sistem, dan lain-lain yang tidak pernah ada sebelumnya dapat dikategorikan sebagai perekacipta. Untuk menamai hasil pemikiran tersebut dapat menciptakan istilah baru sesuai dengan lingkungan dan corak keilmuannya, misalnya: pondasi cakar ayam, sasra bahu (dalam bidang bangunan), dan agrowisara (wisata pertanian) (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan istilah, 2005: 6-21).
2.      Pertemuan Kedua
a.       Ciri cerita prosedur
1)      Penggunaan kalimat imperative
2)      Penggunaan kata keterangan rangkaian seperti, pertama, kedua, selanjutnya, dst.
3)      Penggunaan terminologi khusus.
4)      Menggunakan pola kalimat perintah (imperatif)
5)      Menggunakan kata kerja aktif
6)      Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan


b.      Macam-macam Teks Prosedur :
1)      Teks Prosedur yang menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja atau instruksi secara manual
2)      Teks Prosedur yang menginformasikan aktivitas tertentu dengan peraturannya
3)      Teks Prosedur yang berhubungan dengan sifat atau kebiasaan manusia

c.       Kegunaan cerita prosedur
Yaitu untuk memberikan petunjuk mengenai cara-cara melakukan sesuatu dengan  urutan yang benar.

d.      Unsur Kebahasaan
1)      Penggunaan kalimat imperative
2)      Penggunaan kata keterangan rangkaian/bilangan seperti, pertama, kedua, selanjutnya, dst.
3)      Penggunaan terminologi khusus.
4)      menggunakan kata kerja aktif
5)      mengunakan kata antonim dan sinonim


a.       contoh cerita prosedur

KARE TELUR SRI LANKA

1.      Kare Telur Sri Lanka yang akan kita buat ini berbahan dasar telur dan santan. Dinamakan Kare Sri Lanka karena kare ini mengadaptasi cara orang Sri Lanka dalam membuat kare yaitu dengan menggunakan kelapa untuk mengentalkan kuahnya serta menambah lezat cita rasanya.
2.      Bahan kuahnya adalah santan tanpa gula yang mengandung minyak kelapa alami. Santan jenis ini mudah dijumpai di supermarket-supermarket sekitar kita. Selain telur dan santan, bahan-bahan lain yang dibutuhkan adalah bawang merah, wortel, merica, jahe, seledri, garam, bawang putih, jeruk nipis, tepung, turmeik, dan bubuk kare.
3.      Yang pertama kali dilakukan adalah merebus telur hingga masak. Telur yang akan kita rebus kita masukkan ke dalam panci yang berisi air dingin. Angkat panci yang berisi telur dan letakan di atas kompor. Rebus telur selama 7 menit. Setelah itu angkat serta dinginkan telur dengan cara menyiramnya dengan air dingin.
4.      Sambil menunggu telur menjadi dingin, panaskan mentega dan minyak pada wajan kecil. Kemudian masukkan bawang merah, wortel, merica, dan seledri yang telah diiris-iris sebelumnya. Aduk hingga merata. Setelah merata, tambahkan bawang putih dan jahe dan lanjutkan lanjutkan masak sekitar lima menit. Setelah itu masukkan turmeik, bubuk kare dan tepung. Aduk lagi hingga campuran tadi menjadi rata. Lanjutkan dengan menambahkan air panas, kemudian aduk lagi agar kuah menjadi encer dan merata sempurna. Tambahkan penyedap yaitu garam dan merica kemudian masukkan pada santan. Aduk terus sekitar 20 menit dan bau harum kare tercium. Tambahkan jeruk nipis untuk penguat rasanya.
5.      Terakhir, kupas telur dan potong telur-telur tersebut menjadi dua bagian. Letakkan di piring secara teratur dan siram dengan kuah kari yang telah masak. Pastikan telur-telur tersebut tertutup oleh kuah kare. Dinginkan selama satu menit dan Kare Telur Sri Lanka pun siap untuk dinikmati bersama nasi.

Dari contoh tersebut, no 1 merupakan tujuan, no 2 merupakan bahan-bahan atau perlengkapan, dan no 3,4, dan 5 merupakan langkah-langkah atau metode.

b.      Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Sinonim dalam kamus besar bahasa Indonesia
si·no·nim n bentuk bahasa yg maknanya mirip atau sama dng bentuk bahasa lain; muradif;

ke·si·no·nim·an n perihal sinonim; hubungan antara sinonim;- kalimat persamaan pengertian antara dua kalimat atau lebih
  Binatang = fauna
  tanaman = flora
  bohong = dusta
  haus = dahaga
  pakaian = baju
  bertemu = berjumpa
  buruk = jelek
  bunga = kembang
  mati = wafat
  hulubalang = komandan
  aku = saya
  melihat = melirik
  senang = bahagia

c.       Antonim
antonim /an·to·nim/ n 1 kata yg berlawanan makna dng kata lain: “buruk” adalah -- dr “baik”; 2 Ling leksem yg berpasangan secara antonimi
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
·         keras x lembek
·         naik x turun
·         kaya x miskin
·         surga x neraka
·         laki-laki x perempuan
·         atas x bawah
·         mahal x murah
·         lebar x sempit
·         rajin x malas
·         tinggi x rendah
·         panjang x pendek
·         pintar x bodoh
·         jujur x bohong
·         gila x waras
·         tipis x tebal
·         hitam x putih
·         belakang x depan
·         besar x kecil
d.      Kata Bilangan
Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan. Kata bilangan dapat dibagi menjadi dua jenis: kata bilangan tentu (takrif), misalnya satu, setengah, ketujuh; serta kata bilangan tak tentu, misalnya beberapa, seluruh, banyak.

e.       Kata perintah

Kalimat perintah atau kalimat imperative merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/memerintah seseorang untuk melakukansesuatu. Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

Ciri-ciri kalimat perintah yaitu
1.      Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
2.      Kata yang berintonasi naik biasanya kata dasar.
3.      Berpola kalimat inversi (PS).
4.      Menggunakan partikel LAH atau KAN.
5.      Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis.
Contoh Kalimat Perintah:
1.      Tolong matikan kran air itu!
2.      Jangan membuat ribut, anak-anak!
3.      Buang sampah itu!
4.      Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil!
5.      Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga!

1.      Perbedaan struktur teks cerita prosedur dan tek eksposisi
-          Teks cerita prosedur adalah teks yang berisikan cara melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat
-          Teks eksposisi adalah sebuah teks yang dapat menceritakan pendapat pribadi Anda terhadap suatu permasalahan, seperti sebuah anjuran misalnya.
Struktur teks
-          Teks cerita prosedur
1.      Tujuan
2.      Langkah-langkah
-          Teks eksposisi
1.      Tesis
2.      Argumentasi
3.      Penegasan ulang pendapat
2.      Ciri –ciri teks cerita prosedur dan teks ekposisi
-          Ciri-ciri teks cerita prosedur
a.         Menggunakan pola kalimat perintah (imperatif)
b.        Menggunakan kata kerja aktif
c.         Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan
d.        Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci waktu, tempat, dan cara yang akurat.
-          Ciri-ciri  teks eksposisi
a.         berusaha menjelaskan tentang sesuatu
b.        gaya tulisan bersifat informatif
c.         fakta dipakai sebagai alat kontribusi
d.        fakta dipakai sebagai alat konkritasi
3.      Fitur kebahasaan teks cerita prosedur dan teks eksposisi
-          Fitur bahasa teks cerita prosedur
a.       Penggunaan kalimat imperative
b.      Penggunaan kata keterangan rangkaian seperti, pertama, kedua, selanjutnya, dst.
c.       Penggunaan terminologi khusus
-          Fitur bahasa teks eksposisi
a.       Penggunaan Pronomina Pronomina ini biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina yang sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina saya banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
b.      Menggunakan konjungsi Konjungsi yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”, “kemudian”, dan “lebih lanjut”. Konjungsi tersebut digunakan untuk menghubungkan fakta-fakta supaya fakta-fakta yang disajikan runtut.
c.       Argumentasinya satu sisi Yaitu sisi yang mendukung atau sisi yang menolak.
d.      Kata kerja / verba khusus
4.      Ide pokok Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
5.      Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi permintaan/menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Oleh karena itu, perintah meliputi suruhan yang keras hingga ke permintaan yang sangat halus. Begitu pula perintah dapat ditafsirkan sebagai mengijinkan seseorang mengerjakan sesuatu atau menyatakan syarat untuk terjadinya sesuatu , malahan sampai kepada tafsiran makna ejekan atau sindiran.
Ciri-ciri kalimat perintah yaitu
1.         Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
2.         Kata yang berintonasi naik biasanya kata dasar.
3.         Berpola kalimat inversi (PS).
4.         Menggunakan partikel LAH atau KAN.
5.         Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis.
Macam-macam kalimat perintah, yaitu:

1. Kalimat perintah biasa

- Usirlah bebek itu!
- Pergilah dari sini!
- Selesaikan ujian bahasa Indonesia itu dengan baik!

2. Kalimat perintah permintaan

- Tolong bantu saya mendorong mobil ini ke rumah!
- Coba ambilkan gelas itu!

3. Kalimat perintah izin

- Ambillah buah mangga itu semaumu!
- Tinggalkan saja kalau kau tak mau!

4. Kalimat perintah ajakan

- Mari kita jaga kebersihan rumah kita!
- Baiklah kamu mencari ibumu di hutan sana!

5. Kalimat perintah syarat

- Tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan menerangkan kepadamu

6. Kalimat perintah cemooh/sindiran

- Buatlah sendiri kalau engkau bisa!
- Tangakaplah jika engkau berani
!

7. Kalimat perintah larangan

- Jangan lewat jalan ini!
- Jangan bicara seenak perutmu!
A.    MATERI POKOK                     :
1.      Pertemuan I
Ciri Kebahasaan Teks Cerita Prosedur:
a.       Menggunakan pola kalimat perintah (Imperatif)
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
Ciri-ciri kalimat perintah yaitu:
1.    Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
2.    Kata yang berintonasi naik biasanya kata dasar.
3.    Berpola kalimat inversi (PS).
4.    Menggunakan partikel LAH atau KAN.
5.    Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis.
Contoh Kalimat Perintah:
1.    Tolong matikan kran air itu!
2.    Jangan membuat ribut, anak-anak!
3.    Buang sampah itu!
4.    Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil!
5.    Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga!
6.    Marilah kita gunakan tekstil buatan dalam negeri demi menyukseskan program pemerintah.
7.    Ayolah bersenam pagi setiap hari agar badan kita menjadi sehat.
8.    Jangan buang air disini.
9.    Jangan makan roti itu.
10.                        Saya berharap kamu hadir pada acara ulang tahunku.
b.      Menggunakan kata kerja aktif
Kata kerja aktif yaitu kata kerja pada kalimat aktif, dimana subyek melakukan pekerjaan.
Contoh:
Ali menulis surat.               
Ciri kata kerja:
1.      Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.
      Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2.   Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3.   Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS. Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.


c.       Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan.
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk., 2003: 296).
Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102).
Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan dua macam kata penghubung sebagai berikut:
(1)   Kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya setara.
Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang:
-      Menggabungkan biasa, yaitu dan, dengan, serta.
-      Menggabungkan memilih, yaitu atau.menggabungkan mempertentangkan, yaitu tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
-      Menggabungkan membetulkan, yaitu melainkan, hanya.
-      Menggabungkan menegaskan, yaitu bahwa, malah, lagipuula, apalagi, jangankan.
-      Menggabungkan membatasi, yaitu kecuali, hanya.
-      Menggabungkan mengurutkan, yaitu lalu, kemudian, selanjutnya.
-      Menggabungkan menyamakan, yaitu yaitu, yakni, adalah, bahwa, ialah.
-      Menggabungkan menyimpulkan, yaitu jadi, karena itu, oleh sebab itu.
(2)   Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat.
Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang menggabungkan:
-      Menyatakan sebab, yaitu sebab, karena.
-      Menyatakan syarat, yaitu kalau, jikalau, jika, bila, apabila, asal.
-      Menyatakan tujuan, yaitu agar, supaya.
-      Menyatakan waktu, yaitu ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
-      Menyatakan akibat, yaitu sampai, hingga, sehingga.
-      Menyatakan sasaran, yaitu untuk, guna.
-      Menyatakan perbandingan, yaitu seperti, laksana, sebagai.
-      Menyatakan tempat, yaitu tempat.

d.      Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan secara rinci waktu, tempat, dan cara yang akurat.
Keterangan waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat terjadinya suatu peristiwa. Keterangan waktu mencakupi mencakupi kata seperti: pernah, sering, selalu, kadang-kadang, biasanya, kemarin, sekarang, besok, lusa, tadi, dan nanti.
Keterangan tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Preposisi yang dipakai, antara lain: di, ke, dari, sampai, dan pada. Sesudah preposisi itu terdapat kata yang mempunyai ciri tempat: di sini, di sana, di situ, dari sana, dari sini, ke mana, dari situ, dsb.
Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan arah, jurusan, atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan ditandai dengan frasa: demi, bagi, guna, untuk, dan buat.
Keterangan cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan jalannya suatu peristiwa berlangsung. Kata tunggal yang menyatakan cara, misalnya: seenaknya, semaumu, secepatnya, sepenuhnya, dan sebaliknya.

            2.      Pertemuan II
Unsur kebahasaan teks cerita prosedur:
a)      Kata Penghubung/ konjungsi
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk., 2003: 296).
Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102).
Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan dua macam kata penghubung sebagai berikut:
(1)   Kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukannya setara. Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang:
-       menggabungkan memilih, yaitu atau.
-       menggabungkan mempertentangkan, yaitu tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
-       menggabungkan biasa, yaitu dan, dengan, serta.
-       menggabungkan membetulkan, yaitu melainkan, hanya.
-       menggabungkan menegaskan, yaitu bahwa, malah, lagipuula, apalagi, jangankan.
-       menggabungkan membatasi, yaitu kecuali, hanya.
-       menggabungkan mengurutkan, yaitu lalu, kemudian, selanjutnya.
-       menggabungkan menyamakan, yaitu yaitu, yakni, adalah, bahwa, ialah.
-       menggabungkan menyimpulkan, yaitu jadi, karena itu, oleh sebab itu.
(2)   Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat. Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata penghubung yang menggabungkan:
-      menyatakan sebab, yaitu sebab, karena.
-      menyatakan syarat, yaitu kalau, jikalau, jika, bila, apabila, asal.
-      menyatakan tujuan, yaitu agar, supaya.
-      menyatakan waktu, yaitu ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
-      menyatakan akibat, yaitu sampai, hingga, sehingga.
-      menyatakan sasaran, yaitu untuk, guna.
-      menyatakan perbandingan, yaitu seperti, laksana, sebagai.
-      menyatakan tempat, yaitu tempat.

b)      Antonim
Antonim merupakan kata yang memiliki arti yang berlawanan makna.
Contoh kata antonim misalnya;
-      suami   x  istri
-      Tua   x  muda
-      Besar   x  kecil
-      Pria   x  wanita
-      Panas   x  dingin
-      Gelap   x  terang

c)      Sinonim
Sinonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang sama.
Contoh kata sinonim misalnya:
Kredit       =         mencicil
Berdusta   =         berbohong
Haus         =         dahaga
Baju          =         pakaian
Bunga       =          kembang
Contoh kalimat yang menggunakan kata sinonim sebagai berikut:
-       Mobil pak Tono dibeli dengan cara kredit, karena ia lebih suka mencicil dari pada membayar penuh. (sinonim dari kredit = mencicil)
-       Semoga saja bu Sinta itu tidak berdusta, karena organisasi tidak menyukai orang yang suka berbohong. (sinonim dari berdusta=berbohong)

d)     Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
e)      Kalimat Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
Jika ditinjau dari isinya, kalimat perintah dapat diperinci menjadi enam golongan:
-      Perintah atau suruhan biasa jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu;
-      Perintah halus jika pembicara tampaknya tidak memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba atau mempersilakan lawan bicara sudi berbuat sesuatu;
-      Permohonan jika pembicara, demi kepentingannya, minta lawan bicara berbuat sesuatu;
-      Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara berbuat sesuatu;
-      Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan sesuatu; dan
-      Pembiaran jika pembicara minta agar jangan dilarang.
A.  Uraian Materi
Pertemuan I
o 
Tujuan
 
Struktur teks prosedur
 


Struktur teks prosedur

Langkah-langkah
 
 

Keterangan :
Tujuan meliputi maksud yang ingin dicapai dalam suatu hal
Langkah-langkah berisi urutan yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai, langkah-langkah harus urut mulai dari pertama sampai terakhir.

o  Teks prosedur “Nasi Goreng: Cara Jitu agar Terasa Enak” (buku teks hal 85)
Pertemuan II
o  Teks Prosedur “Layang-Layang” (buku teks hal 82-83)
o  Unsur kebahasaan teks prosedur,meliputi :
a.      Konjungsi
Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
  1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
  2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.
  3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.
    1. Konjungsi subordinatif waktu; sejak
    2. Konjungsi subordinatif syarat; jika
    3. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan
    4. Konjungsi subordinatif tujuan; agar
    5. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun
    6. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat
    7. Konjungsi subordinatif sebab; karena
    8. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga
    9. Konjungsi subordinatif alat; dengan
    10. Konjungsi subordinatif cara; tanpa
    11. Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa
    12. Konjungsi subordinatif atributif; yang
    13. Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan
  4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.

b.      Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang bentuknya berbeda namun mempunyai arti yang sama atau hampir sama. Contoh:
·         Sudah = telah
·         Sebab = karena
·         Bisa = dapat
·         Pandai = pintar
·         Murid = siswa
Akan tetapi, dua kata atau lebih yang bersinonim itu tidak benar-benar sama seratus persen. Meskipun sedikit, tentu saja ada bedanya. Perbedaan makna itu dapat dilihat dengan memperhatikan:
1)    Makna dasar dan makna tambahannya
Kata melihat bersinonim dengan: menoleh, menatap, mengerling, mengawasi, menengok, menonton, mengintai, mengintip, menyaksikan, dan membidik. Tiap-tiap kata sebagai sinonim kata melihat itu mempunyai makna tambahan. Kata menoleh, misalnya bermakna “melihat dengan berpaling k ekiri, ke kanan, atau ke belakang”.
2)    Nilai rasanya (makna emotifnya)
Kata mati bersinonim dengan kata: meninggal, mangkat, gugur, wafat, tewas, mampus. Tiap-tiap kata yang bersinonim itu memiliki nilai rasa yang berbeda-beda.
3)    Kelaziman pemakaiannya (kolokasinya)
Kata besar bersinonim dengan kata: raya, agung, dan raksasa. Akan tetapi, kelaziman penggunaannya berbeda-beda. Sebagai contoh, yang lazim jalan raya, bukan jalan agung. Demikian pula yang lazim jaksa agung, bukan jaksa raksasa.
4)    Distribusinya
Distribusi adalah posisi yang mungkin diduduki kata yang bersinonim itu. Misalnya kata menunggu bersinonim dengan kata menanti. Akan tetapi, distribusinya mungkin sama, mungkin tidak. Contoh:
-       Dia menunggu temanya di depan sekolah
-       Dia menanti temannya di depan sekolah
-       Kalau kita semua pergi, siapa yang menunggu barang ini ?
-       Kalau kita semua pergi, siapa yang menanti barang ini ? (tidak cocok)
        Dalam kalimat (1) dan (2) kata menunggu dan menanti distribusinya sama karena dapat saling menggantikan. Sebaliknya, dalam kalimat (3) dan (4) kedua kata yang bersinonim itu distribusinya tidak sama (tidak dapat saling menggantikan).

c.       Antonim
Antonim adalah dua kata atau lebih yang artinya saling bertentangan atau berlawanan satu sama lain.
Antonim dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.      Antonim kembar, yaitu hubungan pertentangan antara dua kata bersifat kebalikan dan tidak ada kata lain sebagai kebalikannya. Antonim ini kata yang menjadi kebalikan sangat terbatas.

Contoh: kakak x adik              pria x wanita               
              Ibu x bapak               hidup x mati
2.      Antonim bertingkat, yaitu apabila hubungan pertentangan antara dua kata atau lebih masih mempunyai kata lain sebagai tingkatan kebalikannya.
Contoh:   panas x dingin                      pandai x bodoh                        rendah x tinggi 
3.      Antonim kebalikan, apabila hubungan pertentangan dua kata atau lebih memperlihatkan hubungan timbal balik.
Contoh: maju x mundur                       utara x selatan              dosen x mahasiswa

d.      Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda atau sesuatu yang dibendakan.
Kata bilangan dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a)        Kata bilangan utuh
Ialah kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah dalam angka. Kata yang digunakan untuk menyatakan yaitu satu, dua, tiga, empat, dll.
b)      Kata bilangan bertingkat
Ialah kata bilangan yang menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Kata yang digunakan untuk menyatakannya yaitu kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya.
c)      Kata bilangan tak tentu
Ialah kata bilangan yang menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu jumlahnya. Kata yang digunakan untuk menyatakannya yaitu beberapa, semua, sebagian. Tiap-tiap, sekelompok, segerombolan, dll.
d)      Kata bantu bilangan
Ialah kata bilangan pelengkap yang menunjuk pada satuan obyeknya. Ada banyak kata yang biasa digunakan dalam kata bilangan pelengkap ini, misalnya sehelai, secarik, sekuntum, sebutir, seonggok, sebuah, sepiring dan sebagainya.

e.       Kalimat Perintah
kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah ditandai dengan tanda seru, tetapinbisa juga diakhiri tanda titik. Adapun dalam segi pengucapan, kalimat perintah diucapkan dengan nada yang tinggi.
Berdasarkan maknanya, kalimat perintah memiliki beberapa variasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1)        Kalimat perintah biasa, ditandai oleh partikel lah.
Contoh: bukalah jendela itu agar udara segar bisa masuk
2)        Kalimat perintah yang menunjuk pada larangan, ditandai dengan kata jangan, dan dilarang.
Contoh: jangan terus-terusan menagis seperti itu
3)        Kalimat perintah ajakan, ditandai oleh kata mohon, tolong,silahkan.
Contoh: mohon jangan dimatikan lampunya
               Tolong jangan berisik
               Silahkan keluar kalau urusannya sudh selesai
b.       Ide Pokok
1)      Pengertian Ide Pokok
Ide pokok adalah ide/gagasan yang  menjadi pokok pengembangan paragraf.  Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan  utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok. Kalimat utama adalah kalimat yang di  dalamnya terdapat ide pokok paragraf.  Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang  disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang  menjelaskan kalimat utama.

o  Teks prosedur “cara membuar origami bunga kertas” (internet)

Penentuan Ide Pokok

Ide pokok atau gagasan utama merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Ide pokok terdapat pada kalimat pokok/ utama dalam setiap paragraf. Letaknya biasanya terdapat pada awal atau akhir paragraf. Ada juga yang terletak di tengah paragraf bila paragraf tersebut termasuk paragraf deskripsi. Hal yang merupakan ciri kalimat pokok antara lain memiliki makna yang paling umum di antara kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.
2)      Perbedaan Ide pokok, Kalimat Utama, dan Kalimat Penjelas

Ø  Pengertian
Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok.
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik.
Kalimat penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar