Ciri-ciri Teks Recount Teks recount
adalah teks yang berfungsi menceritakan kembali pengalaman seseorang. Adapun
ciri-ciri teks recount ini adalah sebagai berikut:
1.
Terdiri dari 2 bagian. Bagian
pertama pengenalan tokoh. Bagian kedua kejadian yang dialami si tokoh.
2.
Terdapat kejadian berurutan.
Kejadian berurutan misalnya pengalaman liburan, aktivitas mulai kecil hingga
dewasa.
3.
Menggunakan kalimat past tense.
4.
Bukan cerita fiktif. Salah satu
contohnya adalah biografi seorang tokoh perjuangan
Pengertian biografi
Biografi jika dilihat dari asal katanya ” bios ” artinya hidup dan ”
graphien ” yang artinya tulis / tulisan , jadi Biografi artinya tulisan tentang
riwayat hidup atau kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain. Buku
biografi memaparkan kehidupan seseorang tokoh sejak kecil sampai tua. Bahkan
sampai meninggal dunia. Selain itu semua jasa, buah karya, dan segala hal yang
dihasilkan oleh tokoh tersebut ditulis dalam buku biografi tersebut.B. Menyampaikan isi buku biografi
Setelah membaca buku biografi, Anda dapat menyampaikan intisari buku biografi kepada orang lain. Inti sari buku biografi berupa hal-hal penting dan hal-hal menarik yang terdapat dalam buku serta isi buku.
Hal-hal menarik yang dapat anda temukan dalam sebuah buku biografi sebagai berikut.
1. Karya-karya tokoh
2. Pandangan hidup tokoh
3. Jasa-jasa tokoh
4. Perjuangan mencapai keberhasilan tokoh
5. Kisah hidup tokoh
Cara menyampaikan inti sari biografi sebagai berikut.
1. Catatlah inti sari biografi secara lengkap
2. Sampaikan intisari biografi dengan kalimat jelas dan efektif.
Selain buku biografi, ada pula buku Autobiografi. Autobiografi adalah tulisan tentang riwayat hidup atau kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.
Bahasa Indonesia : Mengidentifikasi
Isi Teks Biografi Atau Iklan
Buku nonfiksi yang berisi tulisan kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang disebut dengan biografi. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang artinya hidup dan graphein yang berarti tulis. Secara sederhana, biografi dapat dikatakan sebagai riwayat hidup seseorang yang biasanya ditulis secara kronologis.
Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan, ataupun arti dari suatu tindakan tertentu, dan bahkan misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai prilaku hidupnya. Sebuah biografi lebih kompleks dari pada sekedar tanggal lahir, tanggal kematian, atau data-data pekerjaan seseorang. Biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam kejadian-kejadian tersebut.. hal itulah yang kemudian menonjolkan perbedaan perwatakan tokoh yang diangkat. Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sementara itu, bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi, atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi tersebut .
Hal-hal yang biasanya ditulis dalam biografi adalah sebagai berikut:
Buku nonfiksi yang berisi tulisan kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang disebut dengan biografi. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang artinya hidup dan graphein yang berarti tulis. Secara sederhana, biografi dapat dikatakan sebagai riwayat hidup seseorang yang biasanya ditulis secara kronologis.
Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan, ataupun arti dari suatu tindakan tertentu, dan bahkan misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai prilaku hidupnya. Sebuah biografi lebih kompleks dari pada sekedar tanggal lahir, tanggal kematian, atau data-data pekerjaan seseorang. Biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam kejadian-kejadian tersebut.. hal itulah yang kemudian menonjolkan perbedaan perwatakan tokoh yang diangkat. Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sementara itu, bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi, atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi tersebut .
Hal-hal yang biasanya ditulis dalam biografi adalah sebagai berikut:
- Nama lengkap
- Tempat dan tanggal lahir
- Orang tua
- Riwayat pendidikan
- Riwayat perjuangan, pekerjaan, atau profesi
- Penghargaan yang diraih
- Kelebihan atau keistemewaan yang dimiliki
- Riwayat berkeluarga (istri atau suami dan anak-anak)
Manfaat membaca biografi
- Muncul kesadaran diri bahwa kita harus selalu belajar agar berhasil seperti mereka.
- Tumbuh rasa bangga kepada para pahlawan di bidang apapun.
- Mendapatkan pengalaman hidup bahwa suatu keberhasilan diraih dengan kerja keras den pengorbanan.
Tips dan Trik
Untuk mengidentifikasi. Isi teks biografi pada dasarnya sama dengan mengidentifikasi teks berita maupun iklan, yaitu dengan cara mengetahui unsur-unsur pembentuk teks, seperti :
- What = masalah/peristiwa apa yang menjadi topik pembicaraan dalam biografi tersebut
- Who = siapa yang diceritakan dalam teks biografi
- Why = mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi
- When = kapan peristiwa tersebut terjadi
- Where = dimana peristiwa tersebut terjadi
- How = bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi
Pengertian Biografi dan Cara menulis biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti tulis. Dengan kata
lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang.
Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa
lebih dari satu buku.
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.
Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi.
Macam-macam Biografi :
* Berdasarkan sisi penulis
* Berdasarkan Isinya
* Berdasarkan persoalan yang dibahas
* Berdasarkan penerbitannya
Berdasarkan sisi penulis
1. Autobiografi.
Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
2. Biografi.
Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas :
- Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya
- Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat)
Berdasarkan Isinya
- Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan.
- Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.
Berdasarkan persoalan yang dibahas
Biografi politik.
yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.
Intelektual biografi
yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.
Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra
yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena Cuma keterampilan dan wawancara.
Berdasarkan penerbitannya
Buku Sendiri.
Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik.
Buku Subdisi.
Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau
- Orientasi
- Urutan peristiwa
- Reorientasi
Biografi A. Bakar
·
Mengatasi kesulitan
Dalam masa transisi yang sangat kritis ini Abu Bakr dihadapkan pada kesulitan-kcsulitan yang begitu besar sehingga pada saat-saat permulaan itu timbul kekhawatiran yang dirasakan oleh seluruh umat Muslimin.
Setelah semua itu dapat diatasi berkat kekuatan imannya, dan untuk waktu berikutnya Allah telah memberikan sukses dan kemenangan, datang Umar memegang tampuk pimpinan umat Islam. Ia memimpin mereka dengan berpegang pada keadilan yang sangat ketat serta memperkuat pemerintahannya sehingga negara-negara lain tunduk setia kepada kekuasaannya.
Dalam masa transisi yang sangat kritis ini Abu Bakr dihadapkan pada kesulitan-kcsulitan yang begitu besar sehingga pada saat-saat permulaan itu timbul kekhawatiran yang dirasakan oleh seluruh umat Muslimin.
Setelah semua itu dapat diatasi berkat kekuatan imannya, dan untuk waktu berikutnya Allah telah memberikan sukses dan kemenangan, datang Umar memegang tampuk pimpinan umat Islam. Ia memimpin mereka dengan berpegang pada keadilan yang sangat ketat serta memperkuat pemerintahannya sehingga negara-negara lain tunduk setia kepada kekuasaannya.
·
Memang, telah timbul kekhawatiran di kalangan
umat melihat kesulitan yang dihadapi Abu Bakr itu. Sebabnya ialah wilayah
Arab yang pada masa Rasulullah sudah tuntas kesatuannya, tiba-tiba
jadi goncang begitu RasuluUah wafat. Bahkan gejala-gejala
kegoncangan itu memang sudah mulai mengancam sebelum RasuluUah
berpulang. Musailimah bin Habib di Yamamah mendakwakan diri nabi dan mengirim
delegasi kepada Nabi di Medinah dengan menyatakan bahwa Musailimah juga nabi
seperti Muhammad dan bahwa "Bumi ini separuh buat kami dan separuh
buat Kuraisy; tetapi Kuraisy adalah golongan yang tidak suka berlaku
adil." Juga Aswad Ansi di Yaman mendakwakan diri nabi dan tukang
sihir, mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Setelah merasa dirinya
kuat ia pergi ke dacrah selatan lalu mengusir wakil-wakil Muhammad, lalu
terus ke Najran. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan ini.
Muhammad mengutus orang kepada wakilnya di Yaman dengan perintah
supaya mengepung Aswad atau membunuhnya. Soalnya karena orang Arab
yang sudah beriman dengan ajaran tauhid dan sudah meninggalkan
penyembahan berhala, tak pernah membayangkan bahwa kesatuan agama
mereka telah disusul oleh kesatuan politik. Malah banyak di antara mereka
yang masih rindu ingin kembali kepada kepercayaan lamanya. Itu sebabnya,
begitu mereka mendengar RasuluUah wafat mereka menjadi murtad, dan banyak di
antara kabilah itu yang menyatakan tidak lagi tunduk pada kekuasaan Medinah.
Mereka menganggap membayar zakat itu sama dengan keharusan pajak. Oleh
karena itu mereka menolak.
Pemberontakan dan Perang Riddah
Seperti jilatan api, cepat sekali pemberontakan itu menjalar ke seluruh jazirah Arab begitu RasuluUah wafat. Berita pemberontakan ini sampai juga kepada penduduk Medinah, kepada mereka yang berada di sekeliling Abu Bakr setelah mereka mcmbaiatnya. Mereka sangat terkejut. Berselisih pendapat mereka apa yang hams diperbuat. Satu golongan berpendapat, termasuk Umar bin Khattab, untuk tidak mcnindak mereka yang menolak membayar zakat selama mereka tetap mcngakui, bahwa tak ada tuhan selain Allah dan Muhammad RasuluUah. Dengan begitu barangkali mereka menghendaki agar tidak banyak musuh yang akan dapat mengalahkan mereka. Allah tidak memberikan janji kemenangan kepada mereka seperti yang diberikan kepada RasuluUah. Juga vvahyu sudah tidak diturunkan kepada siapa pun lagi setelah Nabi dan Rasul penutup itu berpulang ke rahmatullah. Tetapi Abu Bakr tetap bersikeras, mereka yang menolak merabayar zakat dan murtad dari agamanya harus diperangi. Dan itulah Perang Riddah1 (1 Riddah sebuah istilah dalam sejarah Islam, dari akar kata radda, irtadda, "bcrbalik ke bclakang", dalam istilah fikih "meninggalkan keyakinan, agama dsb." (Bd. Qur'an 3. 86-91; 16. 106 sqq). Orang yang melakukannya disebut murtadd seperti yang dikcnal dalam bahasa Indonesia. Perang riddah berarti perang melawan kaum murtad.' —Pnj.) yang telah menelan waktu sctahun lebih.
Pemberontakan dan Perang Riddah
Seperti jilatan api, cepat sekali pemberontakan itu menjalar ke seluruh jazirah Arab begitu RasuluUah wafat. Berita pemberontakan ini sampai juga kepada penduduk Medinah, kepada mereka yang berada di sekeliling Abu Bakr setelah mereka mcmbaiatnya. Mereka sangat terkejut. Berselisih pendapat mereka apa yang hams diperbuat. Satu golongan berpendapat, termasuk Umar bin Khattab, untuk tidak mcnindak mereka yang menolak membayar zakat selama mereka tetap mcngakui, bahwa tak ada tuhan selain Allah dan Muhammad RasuluUah. Dengan begitu barangkali mereka menghendaki agar tidak banyak musuh yang akan dapat mengalahkan mereka. Allah tidak memberikan janji kemenangan kepada mereka seperti yang diberikan kepada RasuluUah. Juga vvahyu sudah tidak diturunkan kepada siapa pun lagi setelah Nabi dan Rasul penutup itu berpulang ke rahmatullah. Tetapi Abu Bakr tetap bersikeras, mereka yang menolak merabayar zakat dan murtad dari agamanya harus diperangi. Dan itulah Perang Riddah1 (1 Riddah sebuah istilah dalam sejarah Islam, dari akar kata radda, irtadda, "bcrbalik ke bclakang", dalam istilah fikih "meninggalkan keyakinan, agama dsb." (Bd. Qur'an 3. 86-91; 16. 106 sqq). Orang yang melakukannya disebut murtadd seperti yang dikcnal dalam bahasa Indonesia. Perang riddah berarti perang melawan kaum murtad.' —Pnj.) yang telah menelan waktu sctahun lebih.
·
Perang Riddah itu tidak hanya melibatkan ratusan
orang dari pasukan Khalifah dan ratusan lagi dari pihak lawan, bahkan di
antaranya sampai puluhan ribu dari masing-masing pihak yang terlibat
langsung dalam pertempuran yang cukup scngit itu. Ratusan, bahkan ribuan
di antara kedua belah pihak terbunuh. Pengaruhnya dalam sejarah
Islam cukup menentukan. Andaikata Abu Bakr ketika itu tunduk pada
pihak yang tidak menyetujui perang, sebagai akibatnya niscaya
kekacauan akan lebih meluas ke seluruh kawasan Arab, dan kedaulatan
Islam tentu tidak akan ada. Juga jika pasukan Abu Bakr bukan pihak
yang menang dalam perang itu, niscaya akibatnya akan lebih parah
lagi. Jalannya sejarah dunia pun akan sangat berlainan.
·
Oleh karena itu, tidaklah berlebihan ketika
orang mengatakan, bahwa dcngan posisinya dalam menghadapi pihak Arab yang
murtad discrtai kemenangannya dalam menghadapi mereka itu, Abu Bakr telah
mengubah arah sejarah dunia. Tangan Tuhan jugalah yang telah melahirkan
kebudayaan umat manusia itu dalam bentuknya yang baru.
Pengaruh kemenangan Perang Riddah
Kalau tidak karena kemenangan Abu Bakr dalam Perang Riddah, penyerbuan ke Irak dan ke Syam tentu tidak akan dimulai, dan pasukan Muslimin pun tak akan berangkat dengan kemenangan memasuki kedua imperium besar itu, Rumawi dan Persia, untuk kemudian digantikan oleh kedaulatan Islam di atas puing itu juga! Kebudayaan Islam telah menggantikan kedua pola kebudayaan itu. Lagi, kalau tidak karena Perang Riddah, dengan gugurnya sahabat-sahabat sebagai syahid yang memastikan kemenangan itu, niscaya tidak akan ccpat-cepat Umar menyarankan kepada Abu Bakr agar Qur'an segera dikumpulkan. Karena pengumpulan inilah pula yang menyebabkan adanya penyatuan bacaan menurut dialek Mudar pada masa Usman. Dengan demikian, Qur'an adalah dasar yang kukuh dalam menegakkan kebenaran, merupakan tonggak yang tak tergoyahkan bagi kebudayaan Islam. Selanjutnya, kalau tidak karena kemenangan yang diberikan Allah kepada kaum Muslimin dalam Perang Riddah itu, jangan-jangan Abu Bakr belum dapat menyusun suatu sistem pemerintahan di Medinah, yang di atas sendi itu pula kemudian Umar menggunakan asas musyawarah. Polanya keadilan dan kasih sayang, intinya kebajikan dan ketakwaan.
Pengaruh kemenangan Perang Riddah
Kalau tidak karena kemenangan Abu Bakr dalam Perang Riddah, penyerbuan ke Irak dan ke Syam tentu tidak akan dimulai, dan pasukan Muslimin pun tak akan berangkat dengan kemenangan memasuki kedua imperium besar itu, Rumawi dan Persia, untuk kemudian digantikan oleh kedaulatan Islam di atas puing itu juga! Kebudayaan Islam telah menggantikan kedua pola kebudayaan itu. Lagi, kalau tidak karena Perang Riddah, dengan gugurnya sahabat-sahabat sebagai syahid yang memastikan kemenangan itu, niscaya tidak akan ccpat-cepat Umar menyarankan kepada Abu Bakr agar Qur'an segera dikumpulkan. Karena pengumpulan inilah pula yang menyebabkan adanya penyatuan bacaan menurut dialek Mudar pada masa Usman. Dengan demikian, Qur'an adalah dasar yang kukuh dalam menegakkan kebenaran, merupakan tonggak yang tak tergoyahkan bagi kebudayaan Islam. Selanjutnya, kalau tidak karena kemenangan yang diberikan Allah kepada kaum Muslimin dalam Perang Riddah itu, jangan-jangan Abu Bakr belum dapat menyusun suatu sistem pemerintahan di Medinah, yang di atas sendi itu pula kemudian Umar menggunakan asas musyawarah. Polanya keadilan dan kasih sayang, intinya kebajikan dan ketakwaan.
·
Inilah peristiwa-peristiwa agung yang telah
dapat diselesaikan dalam vvaktu singkat, tak sampai dua puluh tujuh
bulan. Barangkali karena waktu yang sesingkat itu pula yang menyebabkan
sebagian orang sampai merentang jarak begitu panjang hingga pada
masa Umar, dengan anggapan bahwa jika hanya dalam beberapa
bulan saja tidak akan cukup waktu orang melakukan pekerjaan-pekerjaan
besar yang sampai mengubah jalannya sejarah dunia itu.
Kalau saja mereka ingat, bahwa beberapa revolusi yang telah membawa umat manusia dari suatu kcadaan kepada keadaan yang lain selesai dalam waktu seperti itu, dan bahwa hukum alam sedikit demi scdikit tunduk pada prinsip-prinsip revolusi untuk meningkatkan umat manusia mencapai kesempurnaannya, tidaklah akan cepat-cepat mereka beralih dari masa revolusi rohani seperti yang dicetuskan olch Rasulullah ke seluruh dunia itu, ke kedaulatan Islam yang sudah tersebar ke scgenap penjuru dunia dan sudah juga menganut revolusi itu. Mereka tidak akan lama-lama berhcnti hanya sampai di situ, ketika orang-orang Arab itu mencoba hendak mengadakan pcrlawanan sebagai reaksi atas ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Hal ini sudah menjadi bawaan manusia di mana dan kapan pun tatkala mereka hendak melawan setiap prinsip baru. Mereka mencoba memadamkannya, tetapi Allah akan tetap menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Hubungan kebesarannya sebagai Khalifah dengan kebesarannya sebagai Sahabat
Bagaimana Abu Bakr dapat menghadapi scgala kcsulitan itu pada permulaan ia memegang pimpinan dan dia tetap bertahan, kemudian dapat mcngatasinya? Sesudah itu pula mulai ia merintis jalan menyebarkan agama dan membuat sebuah kedaulatan sementara kesulitan-kesulitan itu masih ada? Sudah tentu sifat pribadinya bcsar sekali pcngaruhnya. Tetapi sifat-sifat itu saja tidak akan sampai ke tingkat yang sudah dicapainya itu kalau tidak karena persahabatannya dengan Rasulullah selama dua puluh tahun penuh itu. Oleh karena itu para ahli sejarah sepakat bahwa kebesaran Abu Bakr selama masa menjadi Khalifah itu erat sekali hubungannya dengan persahabatannya dengan Rasulullah. Selama dalam persahabatan itu ia telah menghirup jiwa agama yang dibawa oleh Muhammad, ia sepenuhnya mengerti maksud dan tujuannya, mengerti secara naluri, tidak dikacaukan oleh adanya kesalahan atau kcraguan. Apa yang telah dihirupkan dan dipaharainya dengan nalurinya itu ialah bahwa iman adalah suatu kekuatan yang tak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun selama seorang mukmin dapat menjauhkan diri dari maksudmaksud tertentu selain untuk mencari kebenaran demi kebcnaran semata. Banyak memang orang yang dapat memahami kebenaran rohani demikian ini pada setiap zaman, tetapi mereka menangkapnya dengan akal, sedang Abu Bakr menangkap semua itu dengan kalbunya, dengan matanya ia melihat bulat-bulat hidup dalam diri Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dan dalam perbuatannya
Teladan yang telah mengilhaminya
Iman yang sungguh-sungguh demi kebenaran itulah yang membuatnya menentang sahabat-sahabatnya dalam soal menghadapi golongan murtad waktu itu, dan bersikeras hendak memerangi mereka meskipun harus pergi seorang diri. Bctapa ia tak akan melakukan itu padahal ia sudah menyaksikan sendiri Nabi berdiri seorang diri mengajak orangorang di Mekah ke jalan Allah, tapi mereka ramai-ramai menentangnya. Lalu ia di bujuk dengan harta, dengan kerajaan dan kedudukan tinggi. Kemudian ia pun diperangi dengan maksud hendak membendungnya dari kebenaran yang dibawanya itu. Tidak, malah ia menjawab: "Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah akan membuktikan kemenangan itu: di tanganku, atau aku binasa karenanya, tidak akan kutinggalkan!"
Kalau saja mereka ingat, bahwa beberapa revolusi yang telah membawa umat manusia dari suatu kcadaan kepada keadaan yang lain selesai dalam waktu seperti itu, dan bahwa hukum alam sedikit demi scdikit tunduk pada prinsip-prinsip revolusi untuk meningkatkan umat manusia mencapai kesempurnaannya, tidaklah akan cepat-cepat mereka beralih dari masa revolusi rohani seperti yang dicetuskan olch Rasulullah ke seluruh dunia itu, ke kedaulatan Islam yang sudah tersebar ke scgenap penjuru dunia dan sudah juga menganut revolusi itu. Mereka tidak akan lama-lama berhcnti hanya sampai di situ, ketika orang-orang Arab itu mencoba hendak mengadakan pcrlawanan sebagai reaksi atas ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Hal ini sudah menjadi bawaan manusia di mana dan kapan pun tatkala mereka hendak melawan setiap prinsip baru. Mereka mencoba memadamkannya, tetapi Allah akan tetap menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Hubungan kebesarannya sebagai Khalifah dengan kebesarannya sebagai Sahabat
Bagaimana Abu Bakr dapat menghadapi scgala kcsulitan itu pada permulaan ia memegang pimpinan dan dia tetap bertahan, kemudian dapat mcngatasinya? Sesudah itu pula mulai ia merintis jalan menyebarkan agama dan membuat sebuah kedaulatan sementara kesulitan-kesulitan itu masih ada? Sudah tentu sifat pribadinya bcsar sekali pcngaruhnya. Tetapi sifat-sifat itu saja tidak akan sampai ke tingkat yang sudah dicapainya itu kalau tidak karena persahabatannya dengan Rasulullah selama dua puluh tahun penuh itu. Oleh karena itu para ahli sejarah sepakat bahwa kebesaran Abu Bakr selama masa menjadi Khalifah itu erat sekali hubungannya dengan persahabatannya dengan Rasulullah. Selama dalam persahabatan itu ia telah menghirup jiwa agama yang dibawa oleh Muhammad, ia sepenuhnya mengerti maksud dan tujuannya, mengerti secara naluri, tidak dikacaukan oleh adanya kesalahan atau kcraguan. Apa yang telah dihirupkan dan dipaharainya dengan nalurinya itu ialah bahwa iman adalah suatu kekuatan yang tak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun selama seorang mukmin dapat menjauhkan diri dari maksudmaksud tertentu selain untuk mencari kebenaran demi kebcnaran semata. Banyak memang orang yang dapat memahami kebenaran rohani demikian ini pada setiap zaman, tetapi mereka menangkapnya dengan akal, sedang Abu Bakr menangkap semua itu dengan kalbunya, dengan matanya ia melihat bulat-bulat hidup dalam diri Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dan dalam perbuatannya
Teladan yang telah mengilhaminya
Iman yang sungguh-sungguh demi kebenaran itulah yang membuatnya menentang sahabat-sahabatnya dalam soal menghadapi golongan murtad waktu itu, dan bersikeras hendak memerangi mereka meskipun harus pergi seorang diri. Bctapa ia tak akan melakukan itu padahal ia sudah menyaksikan sendiri Nabi berdiri seorang diri mengajak orangorang di Mekah ke jalan Allah, tapi mereka ramai-ramai menentangnya. Lalu ia di bujuk dengan harta, dengan kerajaan dan kedudukan tinggi. Kemudian ia pun diperangi dengan maksud hendak membendungnya dari kebenaran yang dibawanya itu. Tidak, malah ia menjawab: "Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah akan membuktikan kemenangan itu: di tanganku, atau aku binasa karenanya, tidak akan kutinggalkan!"
·
Kenapa ia tidak juga berbuat demikian padahal ia
sudah menyaksikan Nabi akibat Perang Uhud, dan setelah kemenangan
pihak Kuraisy atas pasukan Muslimin? Nabi kembali bersama-sama kaum
Muslimin yang masih ada, yang pernah mcngalami Perang Uhud, dan sambil
menunggu kedatangan Kuraisy ia bcrmarkas di Hamra'ul Asad dan tinggal di
sana tiga hari, memasang api unggun sepanjang malam, sehingga semangat
Kuraisy menjadi goyah dan mereka kembali ke Mekah. Dengan demikian kaum
Muslimin telah dapat mcngembalikan kedudukannya sesudah mengalami kegoncangan
di Uhud.
·
Kenapa ia tidak berbuat serupa itu juga padahal
ia pernah menyaksikan sendiri pagi itu Nabi di Hunain, dengan jumlah
sahabat yang sedikit ia memanggil-manggil anggota-anggota pasukan
Muslimin yang berlarian: "Hai orang-orang! Kamu mau ke mana!? Mau ke
mana?!" Dan orang yang beribu-ribu itu sedang diliputi ketakutan.
Setelah mereka mengetahui posisi Nabi dan mendengar pula panggilan Abbas:
"Saudara-saudara dari Ansar, yang tclah memberikan tempat dan pertolongan!
Saudara-saudara dari Muhajirin yang telah membaiat di bawah pohon, Muhammad
masih hidup, mari ke mari!" Dari scgenap penjuru terdengar jawaban yang
menyerukan: "Ya, kami siap, kami siap!" Kini mereka semua
kembali, dan bertempur lagi secara heroik sekali.
Alangkah indahnya teladan itu, teladan yang telah mengilhami orang, bahwa iman adalah suatu kekuatan yang tak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun selama seorang mukmin itu dapat menjauhkan diri dari maksudmaksud tertentu selain untuk mencari kebenaran demi kebenaran scmata! Siapakah orang yang memiliki iman seperti pada Abu Bakr itu, yang mengambil teladan dari Rasulullah, schingga ia menjadi salah satu unsur kehidupan yang sangat menentukan!? Inilah kekuatan rohani, yang dalam hidup ini tak ada yang dapat menguasainya, tiada kenal lemah atau ragu, dan tak ada yang akan dapat mengalahkannya.
Kekuatan rohani pada iman
Kekuatan rohani yang diperoleh Abu Bakr pada diri Rasulullah itu dan yang telah membuat kaum Muslimin dapat mengalahkan orang-orang Arab murtad, telah memberikan semangat kepada scgenap kaum Muslimin yang mengangkat mereka kepada keimanan, bahwa mereka tak akan mendapat kemenangan tanpa pertolongan Allah. Mereka mendambakan mati syahid, gugur demi kebenaran. Bagi mereka mati syahid itu suatu kemenangan yang tak ada taranya. Kita akan membaca dalam buku ini bukti-bukti demikian itu, yang dalam sejarah scdikit sekali bandingannya. Kaum Muslimin pada masa Rasulullah yakin sekali, bahwa mereka akan mendapat kemenangan, scbab Allah sudah menjanjikan kepada Rasul-Nya akan memberi bala bantuan dengan para malaikat. Tuhan telah mewahyukan kepadanya untuk membuktikan janji-Nya.
Tetapi pada masa Abu Bakr, dengan berpulangnya Rasulullah ke sisi Allah, wahyu sudah tak ada lagi. Hanya tinggal iman saja lagi, hanya tinggal berteladan saja lagi kepada Rasulullah dan kepada penggantinya dalam meningkatkan iman ke taraf yang lebih tinggi selama hidup di dunia ini. Mati syahid demi membela iman telah menjadi sumber dan rahasia kekuatan, rahasia kemenangan. Itulah rahasia keluhuran budi kita dalam arti kcmanusiaan dengan segala martabatnya untuk mencapai kesempurnaan hidup insani yang terdapat dalam diri kita.
Alangkah indahnya teladan itu, teladan yang telah mengilhami orang, bahwa iman adalah suatu kekuatan yang tak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun selama seorang mukmin itu dapat menjauhkan diri dari maksudmaksud tertentu selain untuk mencari kebenaran demi kebenaran scmata! Siapakah orang yang memiliki iman seperti pada Abu Bakr itu, yang mengambil teladan dari Rasulullah, schingga ia menjadi salah satu unsur kehidupan yang sangat menentukan!? Inilah kekuatan rohani, yang dalam hidup ini tak ada yang dapat menguasainya, tiada kenal lemah atau ragu, dan tak ada yang akan dapat mengalahkannya.
Kekuatan rohani pada iman
Kekuatan rohani yang diperoleh Abu Bakr pada diri Rasulullah itu dan yang telah membuat kaum Muslimin dapat mengalahkan orang-orang Arab murtad, telah memberikan semangat kepada scgenap kaum Muslimin yang mengangkat mereka kepada keimanan, bahwa mereka tak akan mendapat kemenangan tanpa pertolongan Allah. Mereka mendambakan mati syahid, gugur demi kebenaran. Bagi mereka mati syahid itu suatu kemenangan yang tak ada taranya. Kita akan membaca dalam buku ini bukti-bukti demikian itu, yang dalam sejarah scdikit sekali bandingannya. Kaum Muslimin pada masa Rasulullah yakin sekali, bahwa mereka akan mendapat kemenangan, scbab Allah sudah menjanjikan kepada Rasul-Nya akan memberi bala bantuan dengan para malaikat. Tuhan telah mewahyukan kepadanya untuk membuktikan janji-Nya.
Tetapi pada masa Abu Bakr, dengan berpulangnya Rasulullah ke sisi Allah, wahyu sudah tak ada lagi. Hanya tinggal iman saja lagi, hanya tinggal berteladan saja lagi kepada Rasulullah dan kepada penggantinya dalam meningkatkan iman ke taraf yang lebih tinggi selama hidup di dunia ini. Mati syahid demi membela iman telah menjadi sumber dan rahasia kekuatan, rahasia kemenangan. Itulah rahasia keluhuran budi kita dalam arti kcmanusiaan dengan segala martabatnya untuk mencapai kesempurnaan hidup insani yang terdapat dalam diri kita.
·
Kenyataan rohani inilah yang telah memberi
kekuatan batin kepada Abu Bakr dengan berteladan kepada Rasulullah.
Ini diterjemahkan kepada kita dalam perbuatan Muslimin pada masa
kepemimpinannya sebagai Khalifah serta bimbingannya yang begitu jelas sehingga
dapat kita
raba seolah semua itu benda nyata yang dapat ditangkap dengan indera. Kenyataan rohani ini dapat kita rasakan dalam Perang Riddah dan kemudian pada waktu memasuki Irak dan Syam. Kalau bukan karena keimanan ini, dengan jumlah kaum Muslimin yang masih kecil pada masa Khalifah yang pertama itu, niscaya mereka tak akan mampu menyelesaikan segala pekerjaan dan tugas raksasa itu dengan begitu baik, yang selanjutnya telah membukakan jalan ke sebuah kedaulatan Islam yang besar.
Suatu kenyataan sosial setelah kenyataan rohani
Abu Bakr memperoleh kekuatan batinnya itu dengan berteladan kepada Rasulullah. Di samping kenyataan rohani ini, kenyataan sosial juga besar pengaruhnya dalam kehidupan setiap umat atau bangsa, dan setiap umat merasa bangga terhadap dirinya, dengan percaya kepada kekuatan sendiri. Mereka merasa, bahwa mereka mempunyai kewajiban menyimpan suatu risalah, suatu pesan kepada dunia, dan dunia pun wajib menyambut risalahnya itu. Seperti halnya dengan umat ini, tak ada suatu kekuasaan dan kekuatan betapapun besarnya yang boleh merintangi jalannya.
Kedua kenyataan ini, rohani dan sosial, saling mengisi. Pada setiap zaman dan umat ada suatu dasar untuk mengambil hati bangsa-bangsa lain yang dengan penuh semangat menyambut kedua kenyataan itu dan demi berhasilnya risalah yang mengajak bangsa-bangsa itu.
Lebih-lebih yang demikian ini apabila dasar risalahnya bertujuan memberantas kezaliman, memelihara keadilan yang didasarkan pada persamaan antara sesama manusia. Berapa sering sudah sebuah kedaulatan berdiri atas dasar itu juga dalam berbagai kurun sejarah dan berapa sering pula imperium demikian itu mengalami kehancuran karena ia sudah menyimpang dari jalur yang sebenarnya. Oleh karena itu penyimpangan demikian ini oleh pihak lawan dijadikan senjata untuk mengadakan perlawanan.
Ia sadar dan yakin, Islam agama persamaan
Persamaan adalah pola Islam dan olch karenanya ia merupakan inti kedaulatannya. Kenyataan ini sekarang kita pahami dengan pikiran kita seperti yang banyak dipahami orang dulu juga. Kemudian mereka tidak dapat mempertahankan kedaulatan itu seperti juga kita sekarang, karena hal-hal tertentu atau karena di luar kehendak kita. Tetapi Abu Bakr, dengan nalurinya ia sudah dapat memahami dan benar-benar yakin ia akan hal itu. Maka didorongnya umat Islam agar melaksanakan, dan mereka pun dapat membuktikan dan tetap berlangsung selama beberapa abad dan generasi.
raba seolah semua itu benda nyata yang dapat ditangkap dengan indera. Kenyataan rohani ini dapat kita rasakan dalam Perang Riddah dan kemudian pada waktu memasuki Irak dan Syam. Kalau bukan karena keimanan ini, dengan jumlah kaum Muslimin yang masih kecil pada masa Khalifah yang pertama itu, niscaya mereka tak akan mampu menyelesaikan segala pekerjaan dan tugas raksasa itu dengan begitu baik, yang selanjutnya telah membukakan jalan ke sebuah kedaulatan Islam yang besar.
Suatu kenyataan sosial setelah kenyataan rohani
Abu Bakr memperoleh kekuatan batinnya itu dengan berteladan kepada Rasulullah. Di samping kenyataan rohani ini, kenyataan sosial juga besar pengaruhnya dalam kehidupan setiap umat atau bangsa, dan setiap umat merasa bangga terhadap dirinya, dengan percaya kepada kekuatan sendiri. Mereka merasa, bahwa mereka mempunyai kewajiban menyimpan suatu risalah, suatu pesan kepada dunia, dan dunia pun wajib menyambut risalahnya itu. Seperti halnya dengan umat ini, tak ada suatu kekuasaan dan kekuatan betapapun besarnya yang boleh merintangi jalannya.
Kedua kenyataan ini, rohani dan sosial, saling mengisi. Pada setiap zaman dan umat ada suatu dasar untuk mengambil hati bangsa-bangsa lain yang dengan penuh semangat menyambut kedua kenyataan itu dan demi berhasilnya risalah yang mengajak bangsa-bangsa itu.
Lebih-lebih yang demikian ini apabila dasar risalahnya bertujuan memberantas kezaliman, memelihara keadilan yang didasarkan pada persamaan antara sesama manusia. Berapa sering sudah sebuah kedaulatan berdiri atas dasar itu juga dalam berbagai kurun sejarah dan berapa sering pula imperium demikian itu mengalami kehancuran karena ia sudah menyimpang dari jalur yang sebenarnya. Oleh karena itu penyimpangan demikian ini oleh pihak lawan dijadikan senjata untuk mengadakan perlawanan.
Ia sadar dan yakin, Islam agama persamaan
Persamaan adalah pola Islam dan olch karenanya ia merupakan inti kedaulatannya. Kenyataan ini sekarang kita pahami dengan pikiran kita seperti yang banyak dipahami orang dulu juga. Kemudian mereka tidak dapat mempertahankan kedaulatan itu seperti juga kita sekarang, karena hal-hal tertentu atau karena di luar kehendak kita. Tetapi Abu Bakr, dengan nalurinya ia sudah dapat memahami dan benar-benar yakin ia akan hal itu. Maka didorongnya umat Islam agar melaksanakan, dan mereka pun dapat membuktikan dan tetap berlangsung selama beberapa abad dan generasi.
·
Dengan nalurinya Abu Bakr memahami benar bahwa
pada intinya yang paling dalam Islam adalah agama persamaan antar
sesama umat manusia. Dakwah atau seruan itu tidak hanya ditujukan
kepada golongan tertentu saja, tetapi kepada umat manusia seluruhnya.
Pada masa hidupnya Rasulullah telah mengangkat bekas-bekas budak kc suatu
kedudukan yang tinggi. Begitu juga orang-orang yang bukan Arab untuk
memerintah di kalangan Arab. Salman orang Persia adalah sahabat dekatnya,
Zaid bin Harisah, bekas budak yang pernah dibeli oleh Khadijah lalu
diberikan kepada Nabi yang kemudian oleh Nabi dimerdekakan dan dijadikan
anak angkat. Dia jugalah yang di angkat menjadi panglima dalam Perang
Mu'tah, dan sebelum itu pun banyak pekerjaan lain yang berada di
bawah pimpinannya. Sesudah itu, sebelum Rasulullah menderita sakit
yang terakhir, Usamah anak Zaid itu diserahi pimpinan pasukan, yang
anggota-anggotanya terdiri dari pemuka-pemuka Muhajirin dan Ansar, di
antaranya Abu Bakr dan Umar. Rasulullah Sallallahu
'alaihi wasallam telah mengangkat Bazan orang Persia itu memegang pimpinan di Yaman.
Rasulullah tidak membeda-bedakan kedudukan orang karena kearabannya atau karena posisinya dalam kabilah. Yang membedakan orang hanyalah amal perbuatannya. Sahabat-sahabat Rasulullah yang diajaknya bermusyawarah dan pendapatnya dihargai di kalangan Muslimin adalah pemuda-pemuda, yang karena keimanannya yang sungguh serta pengorbanannya di jalan Allah, mereka berada di barisan pertama. Sikap Rasulullah ini sesuai dengan perintah Allah di dalam Qur'an, bahwa tak ada perbedaan pada manusia itu selain takwanya, dan balasan yang akan diperoleh sesuai dengan amal perbuatannya. Perbedaan derajat yang satu dengan yang lain, hanya oleh perbuatan dan ketakwaan itu juga.
Sudah tentu, cara yang dilakukan oleh Rasulullah itu banyak sekali mengurangi kecongkakan orang-orang Arab karena fanatisma rasialnya, kalaupun mereka hendak membangga-banggakannya juga, apalagi karena Allah telah memilih Nabi-Nya dari kalangan mereka sendiri, yang akan mereka jadikan alasan akan tingginya kedudukan mereka. Juga Abu Bakr, sudah tentu yang dijadikan pegangannya ialah persamaan dalam Islam antara sesama manusia dan bangsa itu. Inilah yang telah menjadi kekuatannya, sehingga pasukan Persia dan pasukan Rumawi bertekuk lutut.
'alaihi wasallam telah mengangkat Bazan orang Persia itu memegang pimpinan di Yaman.
Rasulullah tidak membeda-bedakan kedudukan orang karena kearabannya atau karena posisinya dalam kabilah. Yang membedakan orang hanyalah amal perbuatannya. Sahabat-sahabat Rasulullah yang diajaknya bermusyawarah dan pendapatnya dihargai di kalangan Muslimin adalah pemuda-pemuda, yang karena keimanannya yang sungguh serta pengorbanannya di jalan Allah, mereka berada di barisan pertama. Sikap Rasulullah ini sesuai dengan perintah Allah di dalam Qur'an, bahwa tak ada perbedaan pada manusia itu selain takwanya, dan balasan yang akan diperoleh sesuai dengan amal perbuatannya. Perbedaan derajat yang satu dengan yang lain, hanya oleh perbuatan dan ketakwaan itu juga.
Sudah tentu, cara yang dilakukan oleh Rasulullah itu banyak sekali mengurangi kecongkakan orang-orang Arab karena fanatisma rasialnya, kalaupun mereka hendak membangga-banggakannya juga, apalagi karena Allah telah memilih Nabi-Nya dari kalangan mereka sendiri, yang akan mereka jadikan alasan akan tingginya kedudukan mereka. Juga Abu Bakr, sudah tentu yang dijadikan pegangannya ialah persamaan dalam Islam antara sesama manusia dan bangsa itu. Inilah yang telah menjadi kekuatannya, sehingga pasukan Persia dan pasukan Rumawi bertekuk lutut.
·
Pada dasarnya Islam kedaulatan sejagat
Abu Bakr dengan nalurinya sudah menyadari benar bahwa dasar Islam adalah kedaulatan sejagat. Seruannya tidak tcrbatas hanya pada golongan Arab, tetapi ajakan kepada kebenaran itu ditujukan kepada seluruh umat manusia. Karena memang sudah demikian keadaannya, Nabi telah mengirimkan para utusannya kepada raja-raja dan pcnguasa, mengajak mereka sama-sama menerima agama Allah. Sudah menjadi kewajiban setiap orang yang beriman kepada agama ini untuk berdakwah, menyampaikan ajaran-Nya sebagai petunjuk dan rahmat. Dalam diri Rasulullah sudah ada teladan yang baik bagi setiap Muslim. Rasulullah telah menyerukan dakwahnya kepada segenap umat manusia yang terdiri dari berbagai warna kulit. Para penggantinya hendaknya juga menyebarkan seruan itu ke segenap belahan bumi ini.
Abu Bakr dengan nalurinya sudah menyadari benar bahwa dasar Islam adalah kedaulatan sejagat. Seruannya tidak tcrbatas hanya pada golongan Arab, tetapi ajakan kepada kebenaran itu ditujukan kepada seluruh umat manusia. Karena memang sudah demikian keadaannya, Nabi telah mengirimkan para utusannya kepada raja-raja dan pcnguasa, mengajak mereka sama-sama menerima agama Allah. Sudah menjadi kewajiban setiap orang yang beriman kepada agama ini untuk berdakwah, menyampaikan ajaran-Nya sebagai petunjuk dan rahmat. Dalam diri Rasulullah sudah ada teladan yang baik bagi setiap Muslim. Rasulullah telah menyerukan dakwahnya kepada segenap umat manusia yang terdiri dari berbagai warna kulit. Para penggantinya hendaknya juga menyebarkan seruan itu ke segenap belahan bumi ini.
·
Biarlah mereka berjuang demi kebebasan
berdakwah. Jangan memaksa siapa pun dan jangan juga mau dirintangi dalam
menyampaikan kebenaran yang sudah mereka peroleh itu. Hendaklah seluruh
jagat ini menjadi arena dakwah kepada kebenaran, apa pun risiko
yang akan menimpa diri mereka demi perjuangan di jalan Allah itu.
Bila sampai mereka mati syahid, Allah jugalah yang akan memberi balasan.
Prinsip-prinsip inilah yang menjadi dasar dakwah Rasulullah, yang telah dipahami benar oleh Abu Bakr dengan nalurinya, berkat persahabatannya selama itu serta pelajaran-pelajaran yang diterimanya dari Rasulullah. Itulah yang menyebabkan Abu Bakr begitu menerima tugas, segala kesulitan itu buat dia tidak berarti lagi dan ia tetap berusaha mengatasinya, dan itu juga yang membuat kedaulatan Islam cepat berkembang ke segenap penjuru dunia dan kemudian banyak bangsa yang bernaung di bawah panji Islam.
Prinsip-prinsip inilah yang menjadi dasar dakwah Rasulullah, yang telah dipahami benar oleh Abu Bakr dengan nalurinya, berkat persahabatannya selama itu serta pelajaran-pelajaran yang diterimanya dari Rasulullah. Itulah yang menyebabkan Abu Bakr begitu menerima tugas, segala kesulitan itu buat dia tidak berarti lagi dan ia tetap berusaha mengatasinya, dan itu juga yang membuat kedaulatan Islam cepat berkembang ke segenap penjuru dunia dan kemudian banyak bangsa yang bernaung di bawah panji Islam.
·
Generasi demi generasi kebudayaan bangsa-bangsa
itu terus menyebar di dunia. Kemudian menjadi tua, seperti biasanya semua
bangsa dan imperium itu harus berangsur tua. Kemudian jatuh tertidur,
nyenyak, lama sekali tidurnya, yang selanjutnya disambung oleh kematian
seorang demi seorang.
1. Struktur
teks
Ø Teks
cerita biografi
a.
Orientasi adalah bagian
pengenalan tokoh
b.
Peristiwa dan masalah
adalah berisi penjelasan yang berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi atau pernah
dialami oleh tokoh
c.
Reorientasi adalah
peristiwa atau kejadian yang dialami tokoh, dan bagian penutup serta berisi
tentang pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
Ø Teks
cerita moral
a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. Koda
2. Perbedaan
ciri teks
Ø Ciri-ciri
teks cerita biografi
1.
Terdiri dari 2 bagian.
Bagian pertaman pengenalan tokoh. Bagian kedua kejadian yang dialami si tokoh.
2.
Terdapat kejadian
berurutan. Kejadian berurutan misalnya pengalaman liburan, aktivitas mulai dari
kecil, dewasa hingga tua.
3.
Menggunakan kalimat
lampau.
4.
Bukan cerita fiktif.
Salah satu contohnya seorang tokoh pejuang bangsa.
Ø Ciri-ciri
teks ceritra moral/fabel
1.
Menggunakan setting
alam, menggunakan tokoh hewan dan penceritaanya.
2.
Hewan yang sebagai
tokoh utama dapat bertingkah sebagai manusia (berbicara, berpikir)
3.
Menunjukkan
penggambaran moral/unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang
kehidupan di dalam ceritanya.
4.
Penceritaan yang pendek
5.
Menggunakan pilihan
kata yang mudah
6.
Dalam cerita moral,
paling baik diceritakan adalah antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
7.
Menggunakan setting
alam.
3. Perbedaan
fitur bahasa teks cerita biografi dan teks cerita moral
Ø Fitur
kebahasaan teks cerita biografi
a. Kata
hubung
b. Kata
merujuk kata
c. Kata
kerja
d. Waktu,
aktivitas, dan tempat
Ø Fitur
bahasa teks cerita moral
a. Mengidentifikasi
kata kerja
b. Penggunaan
kata sandang si dan sang
c. Kata
hubung keterangan tempat dan waktu
d. Kata
kerja hubung lalu, kemudian, dan akhiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar